Gerindra: Jangan Sampai Negara jadi Bulan-bulanan Teroris
jpnn.com, JAKARTA - Serentetan peristiwa teror mulai dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, dan Riau, menunjukkan bahwa ancaman sudah di depan mata.
Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani mengatakan, ini adalah ketidaksiapan dalam menghadapi masalah 'kemendakakan'.
Menurut Muzani, alat untuk mendeteksi kejadian yang bersifat mendadak itu sudah diberikan negara. Baik itu anggaran, kerja sama dan koordinasi, termasuk undang-undang yang sekarang berlaku yakni UU 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, maupun UU lainnya.
"Tapi, sekali lagi kita tidak siap dengan ini," tegasnya di gedung parlemen, Rabu (16/5).
Sekretaris jenderal Partai Gerindra itu mengatakan, semua harus bersatu memerangi persoalan terorisme ini.
"Kami tidak bisa membiarkan negara kita menjadi bulan-bulanan sekelompok kecil orang yang merendahkan martabat kita," ungkap Muzani.
Jangan sampai, kata dia, kekuatan-kekuatan negara dan persatuan dikacaubalaukan sehingga mengganggu suasana persahabatan serta keamanan.
"Tidak bisa, kita harus bersatu padu," tegasnya.
Menurut Muzani, alat untuk mendeteksi kejadian yang bersifat mendadak itu sudah diberikan negara.
- Tangkap 3 Terduga Teroris di Sukoharjo, Densus 88 Sita Sajam di Rumah SQ
- Densus 88 Bubarkan Jamaah Islamiyah, Ormas yang Pernah Ledakkan HKBP Hangtuah Pekanbaru
- Irjen Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT, Sahroni Minta Lanjutkan Pencapaian Zero Terrorist Attack
- Teroris di Batu Menyiapkan Bom Berdaya Ledak Tinggi Untuk Bunuh Diri
- Teroris yang Ditangkap di Batu Berencana Mengebom Tempat Ibadah
- Jemaah Islamiyah Membubarkan Diri, Para Petinggi Menyatakan Ingin Kembali Pada UU Indonesia