Gerindra Minta Mobnas Tak Dijadikan Proyek Pencitraan

jpnn.com - JAKARTA - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani tidak mempermasalahkan MOU antara produsen mobil asal Malaysia, Proton dengan perusahaan Indonesia. Asalkan, perjanjian tersebut bukan terkait pengembangan mobil nasional (mobnas).
"Kalau kerjasama bisnis, nggak ada masalah. Tapi kerjasama untuk mengembangkan mobnas itu enggak," kata Muzani saat ditemui wartawan di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Minggu (8/2)
Menurut Muzani, industri otomotif Indonesia telah menunjukan potensi yang sangat baik. Ia bahkan percaya industri Indonesia sebenarnya lebih baik dari milik Malaysia.
Karena itu, Muzani tidak rela jika pengembangan mobil nasional Indonesia melibatkan pihak Malaysia. Ia berpandangan bahwa keterlibatan Malaysia hanya akan mematahkan semangat industri dalam negeri untuk terus berkembang.
Terkait mobnas, Muzani juga mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk tidak main-main dalam mengembangkannya. Ia tidak ingin proyek mobnas hanya jadi kendaraan Jokowi untuk meningkatkan citranya.
"Membangun semangat untuk bangun mobil nasional itu yang semestinya dilakukan Jokowi. Jangan seperti ESMKA yang hanya dipakai buat pencitraan," sindir Muzani.
Berbeda dengan petinggi Gerindra lainnya yang mengkritisi kerjasama dengan Malaysia, sang Ketua Umum Prabowo Subianto lebih memilih tidak berkomentar. Ia mengaku belum paham isi perjanjian tersebut.
"Saya belum mendalami masalah itu," kata Prabowo singkat di tempat yang sama. (dil/jpnn)
JAKARTA - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani tidak mempermasalahkan MOU antara produsen mobil asal Malaysia, Proton dengan perusahaan Indonesia.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- RI Terdampak Perang Dagang, Prabowo: Kita Tetap Tenang
- GAPPRI Sarankan Lebih Baik Kampanye Edukasi Dibanding Pembatasan Penjualan Rokok
- Bank DKI Lakukan Pemeliharaan Sistem, untuk Jaga Keamanan Nasabah
- Bangkit Lewat Bale Berdaya, UMKM Sumbawa Menuju Panggung Nasional
- Arus Balik Lebaran 2025, 180.722 Kendaraan Melintas di Tol JTTS
- Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu, Cermin Ketidaksiapan Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi