Gerindra Unggul di Exit Poll, tetapi Tidak di Quick Count, Kok Bisa?

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menjelaskan penyebab data quick count berbeda dengan exit poll.
Menurut Dedi, ada sejumlah faktor yang menyebabkan perbedaan data mulai dari kekeliruan mengambil sampel maupun responden yang tidak jujur.
Dari data exit poll Indikator Politik Indonesia, partai Gerindra mendapat 20,5 persen suara.
Namun, dari sejumlah lembaga survei di quick count Gerindra hanya meraih sekitar 13 persen suara.
Dedi menerangkan, data quick count dan exit poll itu punya akurasi yang baik jika angka keduanya tidak selisih jauh.
Namun, jika selisihnya cukup jauh maka kemungkinan ada kekeliruan dalam mengambil sampel.
"Sebenarnya kita bisa mempercayai antara quick count dan exit poll itu punya akurasi yang baik kalau diantara keduanya memiliki kedekatan tidak lebih dari 2,5 persen selisihnya," kata Dedi saat dihubungi, Jumat (16/2).
"Tapi kalau sampai lebih dari itu apalagi cukup jauh maka kita punya peluang untuk tidak percaya pada dua duanya exit poll dan quick count, karena punya peluang keduanya mungkin keliru dalam mengambil sampel," sambungnya.
Dari data exit poll Indikator Politik Indonesia, partai Gerindra mendapat 20,5 persen suara. Namun, di quick count perolehannya jauh lebih kecil
- Legislator Gerindra Ajak Masyarakat Pakai BBM Pertamina, Jamin Tidak Ada Oplosan
- Sambut Bulan Ramadan, Kader Partai Gerindra Jakarta Bagikan Ribuan Paket Beras Kepada Warga Kemayoran
- Pimpinan Komisi VI Pastikan Investasi Danantara Bisa Diaudit
- HUT ke-17 Gerindra, Surya Paloh Kasih Kado Berharga Buat Prabowo
- Hadiri HUT Ke-17 Partai Gerindra, Sultan: Suasananya Sejuk dan Penuh Kekeluargaan
- Menantu Jokowi Jadi Kader Gerindra, Baru Menerima KTA Saat Perayaan HUT ke-17