Gersang Melanda, Petani Alih Profesi Jadi Pembuat Batu Bata
jpnn.com, TEGAL - Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Tegal membuat petani di padi banting setir. Di Desa Tegalwangi, Kecamatan Talang, Tegal, petani setempat alih profesi menjadi pembuat batu bata.
Teguh (56), petani yang juga warga Desa tegalwangi sudah setengah bulan ini menjadi pembuat batu bata. Sebab, sawahnya tak bisa ditanami.
"Sawah kering karena sulit cari air, harus pakai diesel. Daripada menganggur, buat batu bata," katanya seperti diberitakan radartegal.com, Jumat (15/9).
Teguh membuat batu bata tak jauh dari sawahnya di tepi Jalan Raya Dukuhturi-Slawi. Dalam sehari, dia bisa memproduksi 1.000 batu bata.
Sedangkan harga per satu batu bata adalah Rp 800 per buah. Permintaan batu bata datang dari Kabupaten Tegal dan juga luar daerah seperti Brebes.
"Kalau musim kemarau seperti sekarang ini harganya turun. Soalnya banyak petani yang buat juga seperti saya. Kalau musim penghujan harganya bisa Rp 900," ungkapnya.
Menurut Teguh, penghasilan yang dia peroleh dari membuat batu bata cukup lumayan jika dibandingkan dengan bertani. Kendati demikian, Teguh akan kembali bertani jika musim hujan tiba dan ada air untuk mengairi sawahnya.
Dengan sawah yang luasnya tak sampai satu bau, Teguh menerima pengasilan setelah panen maksimal Rp 3 juta. Jumlah itu belum dikurangi biaya selama masa tanam.
Sawah yang kering akibat tak bisa ditanami membuat petani di Tegal, Jawa Tengah alih profesi menjadi pembuat batu-bata.
- PNM Peduli Kirim Bantuan Air Minum untuk Atasi Kekeringan di Gili Ketapang
- Sejumlah Desa di Banyumas Masih Terdampak Kekeringan
- Warga Merauke Bersyukur Harapan Punya Sawah Diwujudkan Pemerintah
- Jika Terpilih, Simon Kamlasi Jamin NTT Bebas Kekeringan
- BNPB Inisiasi Operasi Modifikasi Cuaca di NTB Antisipasi Kekeringan & Karhutla
- 52 Desa/Kelurahan di Trenggalek Terdampak Kekeringan