Get Out!! Inggris Usir 23 Diplomat Rusia
jpnn.com, LONDON - Inggris membuktikan ancamannya. Seiring berakhirnya batas waktu yang diberikan Perdana Menteri (PM) Theresa May kepada Rusia untuk menjelaskan insiden serangan racun terhadap Sergei Skripal, London mengusir 23 diplomat asal Negeri Beruang Merah itu. Sebab, Kremlin menolak bekerja sama dalam investigasi.
”Tidak ada alternatif lain. Kesimpulannya adalah Rusia dalang di balik percobaan pembunuhan terhadap Skripal dan anak perempuannya. Mereka pula yang membuat keselamatan warga Inggris di Salisbury terancam,” papar May dalam jumpa pers sebagaimana dilansir Reuters kemarin, Rabu (14/3).
Sebagai balasan, dia lantas mengusir 23 diplomat Rusia yang bertugas di Inggris.
Kepada media, May menyebut diplomat-diplomat yang diberi waktu sepekan untuk angkat kaki itu sebagai staf intelijen tak resmi Rusia.
Langkah diplomatik tersebut jelas akan membuat hubungan dua negara renggang. Dipastikan, Moskow pun tidak akan tinggal diam.
Sangat mungkin Kremlin akan ganti mengusir diplomat-diplomat Inggris dari Rusia.
Selain mengusir 23 diplomat Rusia, May membekukan aset-aset pemerintah Rusia yang dianggap sebagai ancaman bagi rakyat Inggris.
Pemimpin 61 tahun tersebut yakin, Rusia terlibat dalam insiden yang membuat Skripal dan putrinya koma sampai sekarang itu.
Inggris membuktikan ancamannya. London mengusir 23 diplomat asal Rusia terkait usaha pembunuhan terhadap Sergei Skripal
- Seusai Bertemu Putin, Kim Jong Un: Rusia Sahabat & Sekutu Paling Jujur
- Pertama Kali dalam 24 Tahun, Vladimir Putin Kunjungi Korea Utara
- Vladimir Putin: Rusia Akan Menghalalkan Segala Cara demi Kedaulatannya!
- Rusia Berduka, Putin Tetapkan 24 Maret Hari Berkabung Nasional
- Putin Menang Telak di Pilpres Rusia, Erdogan Menyambut Gembira
- Dunia Hari Ini: Putin Meraih Suara Hampir 90 Persen dalam Pemilu Rusia