Getas, Desa Penjunjung Toleransi di Lereng Gunung

Getas, Desa Penjunjung Toleransi di Lereng Gunung
LINTAS AGAMA: Warga Dusun Kemiri, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, bersama-sama mengikuti Selamatan Natal di rumah Kadus Kemiri, Waliyoto, pada Sabtu (24/12) malam. Kegiatan ini diikuti warga dari berbagai pemeluk agama yang ada di Dusun Kemiri. Yang menarik, makanan untuk Selamatan Natal dibawa sendiri-sendiri oleh warga untuk dimakan bersama-sama sebagai wujud kebersamaan. Foto: Wong Ahsan/radarsemarang.com

Mereka juga percaya bahwa makanan yang telah diberkahi mengandung berkah. “Ritual ini telah ada sejak ratusan tahun lalu. Tapi sempat vakum dan kembali aktif sekitar tahun 2000,” sambungnya.

Supriyanto mengatakan, sebenarnya pernah percikan konflik di Kaloran. Hanya saja, gesekan itu di tingkat dusun dan bisa diselesaikan oleh pemuka agama dan tokoh masyarakat setempat. “Tanpa harus melibatkan pihak pemerintahan kabupaten, konflik yang ada bisa diselesaikan di tingkat bawah,” kata Supriyanto.

Supriyanto mengaku banyak belajar dari wilayah yang dipimpinnya. Kecamatan Kaloran, kata dia, layak disebut sebagai Indonesia kecil. Sebab, Kaloran menggambarkan keberagaman seperti halnya kemajemukan yang dimiliki Indonesia.

“Gesekan pasti ada, karena memang masyarakat dengan aneka agama dan latar belakang. Namun penyelesaiannya bisa dilakukan di antara mereka sendiri,” katanya.

Begitu masuk ke Kaloran, Supriyanto semakin memahami bagaimana kemajemukan tersebut dapat dibangun. Itu karena dalam diri masing-masing telah tertanam sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Supriyanto mencontohkan, ketika Idul Fitri, ia harus stand by di kantor karena banyak warganya yang nonmuslim berdatangan mengucapkan selamat. “Padahal, tidak ada yang meminta atau menyuruhnya. Atas inisiatif sendiri mereka datang ke kantor kecamatan,” tuturnya.

Kecamatan Kaloran terdiri atas 14 desa dan 61 dusun. Desa Kalimanggis dan Getas tercatat paling majemuk dari segi agama yang dianut masyarakatnya. Setiap dusun, baik di Getas maupun Kalimanggis memiliki vihara, masjid ataupun musala, serta gereja.

Agus Prasetyo, alumnus S2 Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang pernah melakukan penelitian tentang toleransi beragama di Desa Getas menuturkan, sikap toleransi yang diperlihatkan warga karena menganggap agama sebagai hal pribadi. Agus sudah menuangkan penelitiannya itu ke dalam tesis berjudul Pluralitas Agama dalam Keluarga Jawa (Studi Kasus Di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung).

Getas hanyalah sebuah desa di Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Namun, desa yang terletak di lereng Gunung Ungaran itu seolah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News