Getfolks, Media Sosial Baru Asli Indonesia
Pakai Tulisan Tangan, Lebih Sulit Dibajak
Robin lantas mencari teman lagi untuk menyempurnakan medsos karyanya tersebut. Maka, masuklah Dewa Made Dita Partayoga, 24. Mereka berdua mengubah konsep awal itu menjadi Getfolks. Bergabungnya Dewa menghasilkan Getfolks versi awal dalam bentuk website.
’’Hasilnya di luar dugaan. Kami dapat banyak hujatan. Ada teman yang bilang Getfolks 100 persen nggak laku kalau tidak mengikuti selera pasar,’’ tuturnya.
Tampilan website versi awal yang didominasi warna biru dengan logo megafon besar juga dikritik. Malah, logo megafon itu dikira gambar kapak oleh teman-temannya.
Namun, sekali lagi, kritik tersebut tidak menyurutkan semangat Robin dan Dewa untuk terus ”menyempurnakan” karya yang sudah setengah jalan itu. Mereka justru terlecut untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang baik. Mereka kemudian ”menemukan” tambahan fitur berupa handwriting sebagai pendamping suara. Versi itu di-launching pada Oktober 2012.
”Tapi, untuk versi webnya terpaksa kami hentikan sementara pada akhir 2012 karena kami kekurangan tenaga,” terangnya.
Maklum, saat itu orang-orang yang ingin terlibat di usaha rintisan tersebut belum-belum sudah menuntut bayaran yang tidak sepadan. Padahal, selama proses kelahiran Getfolks, seluruh biaya masih ditanggung kantong pribadi. Mereka kurang lebih sudah merogoh kocek hingga Rp 50 juta.
Dari web, Robin dan Dewa lalu memindahkan area bermainnya di mobile application karena eranya sudah masuk smartphone.Sayang, perjalanan untuk mewujudkan mobile app tidak mulus. Mereka sempat tertipu oleh developer yang hanya besar mulut. Uang yang digunakan untuk membangun sistem pun raib. Akibatnya, aplikasi untuk ponsel itu terbengkalai hingga akhir 2013.
Perlahan tapi pasti, masalah demi masalah berhasil mereka taklukkan. Pada Mei 2014, tim sepakat untuk melempar produk Getfolks ke pasaran. Situs Kaskus menjadi tempat perkenalan awal medsos tersebut. Responsnya di luar dugaan. Banyak yang mendukung dan ramai-ramai mendaftar sebagai penggunanya.
GETFOLKS lahir dari kreativitas Robin Lazendra, 24, seusai lulus sidang skripsi di Fakultas Teknik Informatika Binus pada Maret 2012. Semula dia
- AI Merdeka Lintasarta Percepat Adopsi Kecerdasan Buatan di Indonesia
- Gebuk Judol, Upaya Bersama memberantas Judi Online di Era Digital 5.0
- Threads Merilis Fitur Baru Secara Global, Silakan Dicoba
- Kirim Banyak Foto dan Video di WhatsApp Jadi Lebih Praktis
- PT JIP & Disdik DKI Kerja Sama Pemanfaatan Gedung untuk Pembangunan Menara Telekomunikasi
- Akustika Swara Indonesia dan BRIN Kembangkan Tabung Impedansi