Getol Kampanye Revolusi Orange Dikira Incar Jabatan
Kamis, 27 Juni 2013 – 07:19 WIB
Sobir di depan kantornya, Pusat Kajian Hortikultura Tropika, IPB Bogor. Foto: GUNAWAN SUTANTO / JAWA POS
Sebelum berbicara panjang lebar, Sobir menunjukkan sejumlah presentasinya terkait dengan pertumbuhan hortikultura di Indonesia. Dalam paparan itu terungkap fakta bahwa Indonesia yang memiliki wilayah sangat luas dan subur ternyata kalah jauh dari sejumlah "negara kecil" dalam produksi buah-buahan unggulan. Bahkan, mereka mampu mengekspor ke negara lain, termasuk menyerbu Indonesia. Data yang ditunjukkan Sobir menyebutkan, pada 2011 Indonesia mengimpor 832.080 ton buah. Sementara itu, nilai ekspornya hanya 223.001 ton.
"Nah, dari sinilah saya bertahun-tahun mikir, sebenarnya salahnya di mana sih," ujar peraih gelar PhD dalam bidang molecular genetic dari Okayama University, Jepang, itu.
Dari situlah Sobir dan para peneliti IPB kemudian melakukan riset intensif. Dia mencari perbandingan terhadap negara-negara pengekspor buah terbesar dengan tujuan Tiongkok.
"Kenapa Tiongkok, karena negara itu memiliki penduduk yang sangat besar sehingga pasar buah di sana juga sangat potensial," terang pria kelahiran Ciamis tersebut.
Program pengembangan buah tropis yang digagas Institut Pertanian Bogor (IPB) dan BUMN yang dikenal dengan nama Revolusi Orange tak bisa dilepaskan
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu