Gibran, Solo dan The Beauty of Being Underdog
Oleh: Atillah Arfitha Zahara
Setelah dilantik, Gibran selaku wali kota langsung tancap gas melakukan berbagai revitalisasi fasilitas umum, seperti pasar, taman, dan bangunan budaya.
Pilihan Gibran melakukan revitalisasi tidak hanya menjadikan tempat-tempat tersebut bersih dan tertata, tetapi juga mengakomodasi kepentingan masyarakat, dari pelaku usaha, pengunjung, wisatawan, hingga pelaku pelestarian budaya. Tidak lupa pula, industri kreatif di Solo turut menjadi perhatian oleh Gibran.
Hal tersebut terlihat dari konsep penataan kawasan Ngarsopuro, yang diperpanjang hingga Jalan Gatot Subroto, yang menjadi pusat industri kreatif.
Gibran juga membangun sentra IKM Mebel Gilingan, yang mendukung kualitas dan pemasaran produk-produk mebel di Solo.
Jadi, apa yang dilakukan Gibran pada awal kepemimpinan punya target yang jelas dengan menyediakan wadah berkembangnya perekonomian, terutama bagi industri kecil menengah dan industri kreatif.
Ditopang anggaran dana pemerintah pusat
Nilai anggaran dana proyek pemerintah pusat di Solo saat Gibran menjabat memang tidak lebih besar daripada nilai proyek pemerintah pusat di Solo pada kepemimpinan wali kota sebelumnya, FX Hadi Rudyatmo.
Proyek pemerintah pusat di Solo meningkat anggaran dananya ketika Jokowi mulai menjabat presiden. Sebelum Jokowi menjabat presiden, nilai proyek hanya mencapai Rp 55 miliar selama 2011–2014.
Tiap masa punya rintangan masing-masing. Rintangan itulah yang juga dialami oleh beberapa pemimpin muda saat ini, salah satunya Gibran Rakabuming Raka
- Reza Indragiri Adukan Fufufafa & Mobil Esemka ke Lapor Mas Wapres Gibran, Ini yang Terjadi
- Mensesneg Ungkap Sebut Posko Lapor Mas Wapres Murni Ide Gibran
- Lapor Mas Wapres Tak Bisa Sembarangan, Ada 6 Syarat & Ketentuan
- Gibran Bercerita tentang Suratnya yang Tidak Direspons Menteri
- Gibran Buka Pengaduan, Masyarakat Bisa Datang ke Istana Wapres
- Ujang: Lapor Mas Wapres Cara Istana Membuat Masyarakat Mudah Menyampaikan Aspirasi