Gibran, Solo dan The Beauty of Being Underdog

Oleh: Atillah Arfitha Zahara

Gibran, Solo dan The Beauty of Being Underdog
Wali Kota Surakarta yang juga Cawapres Gibran Rakabuming Raka. Foto: Ricardo/JPNN.com

The beauty of being underdog

Di ruang politik formal, keikutsertaan anak muda pada tingkat legislatif (khususnya DPR) masih tergolong kecil. Sebagai contoh, dari 575 Anggota DPR periode 2019—2024, hanya 20 orang yang berusia di bawah 30 tahun.

Selain itu, terdapat 24 kepala daerah yang berusia di bawah 40 tahun yang terpilih pada Pilkada 2020. Keikutsertaan anak muda pada kontestasi politik masih dianggap underdog alias tidak diunggulkan.

Padahal, jika dilihat dari sejarah, kaum muda merupakan aktor di pentas perpolitikan, khususnya di Indonesia. Soetomo, misalnya, menggagas dan memimpin Boedi Utomo pada usia 20 tahun.

Contoh lainnya, Sutan Sjahrir: pada usia 36 tahun menjadi bagian formatur kabinet dan berkontibusi bagi Indonesia dalam hal memperjuangkan kedaulatan Republik Indonesia

Perjalanan politik kaum muda pada tiap masa punya rintangan masing-masing. Rintangan itulah yang juga dialami oleh beberapa pemimpin muda saat ini, salah satunya Gibran Rakabuming.

Melalui kiprahnya di daerah, Gibran membuktikan bahwa jumlah penduduk muda sekarang dan masa yang akan datang bukan hanya bonus demografi, melainkan juga menjadi bagian penting dalam memajukan negara.

Hal tersebut dibuktikan melalui sikap Gibran yang tetap berkarya baik pribadi sebagai pengusaha dan sebagai pemimpin di Solo.

Tiap masa punya rintangan masing-masing. Rintangan itulah yang juga dialami oleh beberapa pemimpin muda saat ini, salah satunya Gibran Rakabuming Raka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News