Gila! 103 Nyawa Melayang Demi Sebuah Pesan untuk Trump
jpnn.com, KABUL - Korban jiwa atas serangan Taliban di Kabul Afghanistan pekan lalu terus merangkak naik. Kemarin, Minggu (28/1) dipastikan setidaknya ada 103 korban tewas dan 235 orang luka-luka.
Jumlah korban itu bisa jadi terus bertambah karena banyak korban luka yang saat ini masih dalam kondisi kritis.
Serangan Taliban pada Sabtu pukul 12.15 itu memakan banyak korban jiwa karena terjadi di area strategis. Lokasi serangan bom ambulans tersebut dekat dengan Kantor Uni Eropa (UE), gedung Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, rumah sakit, serta zona belanja yang disebut Chicken Street.
Banyaknya bangunan penting menjadikan area tersebut sebagai salah satu wilayah dengan keamanan ketat. Tapi, petugas keamanan lagi-lagi kebobolan.
Beberapa bulan belakangan ini, Taliban memang meningkatkan serangannya. Bom kali ini merupakan salah satu yang terburuk.
Serangan itu seakan hendak menunjukkan bahwa Taliban masih kuat. Penduduk semakin ketir-ketir saat petugas keamanan menyatakan peluang adanya serangan lain.
Taliban menggunakan dua mobil ambulans dalam serangan tersebut. Namun, hanya satu yang diledakkan.
”Pelaku berhasil melewati pos pemeriksaan setelah mengatakan kepada petugas kepolisian yang berjaga bahwa mereka membawa seorang pasien menuju Jamhuriat Hospital,” terang Wakil Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Nasrat Rahimi.
Jumlah korban tewas akibat bom Taliban di Kabul akhir pekan lalu telah menembus 100 jiwa. Semua demi pesan untuk Donald Trump
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Pemerintahan Sederhana
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Donald Trump Menang di Pilpres AS, Produsen Mobil Dunia Deg-degan