Giliran DNA Anak Arina Diperiksa

Pengebom Lalui Delapan Tahap Perencanaan

Giliran DNA Anak Arina Diperiksa
DENSUS 88. Aparat Keamanan, Densus 88 terus berupaya untuk melacak siapa pelaku bom laknat di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton yang meledak akhir pekan lalu. Selain menggeledah rumah-rumah orang yang dicurigai, batalyon khusus anti teror ini juga terus mengendus dimana para teroris itu menyelinap.FOTO. GUS SRIMUDIN/jpnn
Tidak match-nya hasil tes DNA antara keluarga Nur Said dan Ibrahim dengan dua jenazah yang belum berhasil diidentifikasi menambah satu faktor yang membuat kening polisi berkerut.  Karena hingga kemarin, polisi masih kebingungan menentukan plot pengeboman. Masih ada sejumlah fakta yang belum terjawab dari hasil olah TKP. Yang pertama adalah soal bom ketiga, yang berhasil dijinakkan. Informasi yang dihimpun Jawa Pos menyebutkan bom itu belum terpasang dengan benar. Timer belum dipasang, dan firing device masih belum sempurna dicolokkan. "Artinya, tertinggal atau ditinggalkan," tutur sebuah sumber di kepolisian.

Sumber tersebut menambahkan bahwa tak mungkin bom tersebut ditinggal begitu saja. "Sudah repot-repot dibawa tentu tujuannya untuk diledakkan," paparnya. Diduga, bom tersebut ditinggal karena pelaku tergesa-gesa. "Tapi tergesa-gesa untuk apa? Itu yang masih belum jelas. Bisa jadi karena ada kesalahan. Namun, untuk mengetahui kesalahan apa, kami harus tahu plotnya dulu," imbuhnya.

  

Namun berdasar rapinya kerja teroris, polisi menduga mereka melakukan dalam delapan tahap perencanaan. "Ada perencana, ada perekrut eksekutor, pengumpul matlumat, penyedia bahan utama, penyedia bahan sampingan, pemasang bom, pelaksana, dan pendukung logistik," katanya. Perencana atau master mind diduga kuat adalah Noordin Moh Top. Lalu pencari atau perekrut orang adalah Tedi alias Reno yang lolos dari penggerebegan di Semarang dan Wonosobo 2006.

  

Lalu ada pengumpul matlumat. Tugasnya menentukan sasaran operasi, mengobservasi lokasi, kelemahan sekurit, dan cara peledakan. "Untuk serangan sekuat ini, pasti pengumpul matlumat adalah orang yang sudah berlatih lama. Mungkin saja di Afghanistan," katanya. Lalu ada penyedia bahan utama yakni pencari bahan peledak, detonator dan kawat detonator. "Yang paling mungkin adalah orang yang punya akses ke Moro, karena bahan paling banyak dan paling mudah dicari ada disana," katanya.

  

 JAKARTA---Polisi tak menyerah meski hasil pemeriksaan DNA keluarga Nur Sahid dan Ibrohim tidak match. Kemarin, petugas Laboratorium Forensik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News