Giliran Pemberontak Buddha Rongrong Pemerintah Myanmar
jpnn.com, NAYPIDAW - Milisi Rohingya bukan satu-satunya kelompok yang merongrong pemerintah Myanmar di Negara Bagian Rakhine. Sejak Selasa malam (9/4) hingga kemarin, Rabu (10/4) pertempuran antara pemberontak Budha yang tergabung dlam Arakan Army (AA) dengan militer Myanmar kian sengit.
"Militer Myanmar menjatuhkan bom dari jet-jet tempur dan helikopter," ujar Jubir AA Khine Thukha seperti dilansir AFP.
AA melancarkan serangan mulai Januari. Namun, sejak tiga pekan lalu, pertempuran memasuki Kota Mrauk U. Kota yang jadi jujukan wisatawan karena terkenal akan kuil-kuil bersejarah itu kini dalam kondisi mencekam. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengungkapkan bahwa kedua pihak saling serang membabi buta. Ada penggunaan ranjau darat.
BACA JUGA: PBB Desak Myanmar Atasi Genosida Rohingya
AA adalah kelompok pemberontak yang mengklaim sebagai representasi etnis Buddha di Rakhine. Kelompok itu terbentuk pada 10 tahun lalu dan berbeda dengan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) yang mewakili warga muslim Rohingya. AA ingin memiliki wilayah otonomi khusus di Myanmar.
Militer harus bergerak cepat. Sebab, pemberontak menguat. Ribuan tentara dikerahkan untuk mengamankan situasi dan mengalahkan AA. Saat ini AA mengklaim telah membunuh setidaknya 20 anggota kepolisian sejak pertempuran pecah di awal tahun. Di pihak lain, pemerintah Myanmar mengaku membunuh puluhan pemberontak, tapi tak menyebut jumlah pastinya. (sha/c10/dos)
Milisi Rohingya bukan satu-satunya kelompok yang merongrong pemerintah Myanmar di Negara Bagian Rakhine. Kini giliran kelompok Budha yang unjuk gigi
Redaktur & Reporter : Adil
- 7 Nelayan Aceh Terdampar di Myanmar, Kemlu RI Turun Tangan
- Hari Raya Waisak, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sarana Pra-sarana Vihara
- Peringatan Waisak Bisa Menjadi Inspirasi Keberagaman yang Saling Menguatkan
- Menuju Perayaan Waisak: 40 Bhikkhu Thudong Jalan Kaki dari TMII Menuju Candi Borobudur
- Tiket Festival Lampion Waisak 2024 Ludes Terjual
- Kabar Terkini Muslim Rohingya di Myanmar, Makin Mengenaskan