Ginjal Siswi SMA Dijual Rp 70 Juta
Sejak Desember tahun lalu, ibunya, Nur Hayati, 42, berutang Rp 12 juta kepada rentenir. Dia berjanji mengembalikannya pada Januari lalu.
Namun, hingga saat ini, Nur Hayati tidak memiliki uang untuk membayar. Karena itu, si rentenir terus mengejarnya. Kini utang tersebut berbunga menjadi Rp 21 juta.
"Itu sudah termasuk bunga. Kalau sampai 10 April utang tidak dibayar, saya mau dibawa ke polisi," ujar Nur Hayati sambil mengusap dada.
Nur Hayati terpaksa berutang untuk berobat. Selain dirinya yang menderita kista, suaminya, Didik Santoso, 53, terserang stroke, serta anaknya, Nur Ayu, 12, mengidap tumor di telinga.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Nur Hayati bekerja sebagai buruh cuci dan bekerja serabutan sambil menunggu panggilan warga yang membutuhkan tenaganya. Dia bekerja sambil menahan sakit.
Kondisi keluarga itu sebelumnya normal-normal saja. Gaji Didik Susanto sebagai PNS guru SMP negeri cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, sejak 2007, ujian demi ujian datang.
Nur Hayati menderita kista sejak melahirkan anak bungsunya, Muhammad Nur Aminudin, 7. Pada tahun yang sama, Didik terserang stroke. Pada 2012, giliran Nur Ayu yang sakit. Dia terserang tumor pada telinga.
Ketika penyakit itu kambuh, telinganya mengeluarkan nanah. "Karena tidak ada obat, cairan yang keluar hanya dilap," jelas Nur Hayati yang duduk di sisi pembaringan Didik.
SURABAYA - Perjuangan Ayu Nurul Farida, 18, dalam menyelamatkan keluarga dari kesulitan bikin trenyuh banyak pihak. Teman, guru, kepala dinas kesehatan,
- IPW Minta Masyarakat Menunggu Hasil Penyelidikan Kasus Penembakan di Semarang
- Prarekonstruksi Polisi Tembak Siswa SMKN 4 Semarang, Ada 3 Lokasi
- Tok, Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Tom Lembong
- Jaksa Dianggap Mengambil Alih Kewenangan Penyidikan di Kasus Korupsi Timah
- Kapolrestabes Semarang Disorot soal Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Diduga Ditembak Polisi
- Kementerian ATR: Diperlukan Upaya Strategis dalam Pengelolaan Tanah dan Ruang