Giro Wajib Minimum Averaging Berpotensi Dongkrak Kredit

Terkait dengan efektivitas GWM averaging terhadap likuiditas perbankan, Lana menilai dampaknya baru terasa dalam jangka panjang.
Selain itu, efektivitasnya juga dipengaruhi kondisi DPK perbankan.
”Kalau (dana pihak ketiga yang ditempatkan di bank) lebih banyak daripada korporasi dan pemerintah, masih sulit. Meski yang masuk besar, penarikannya juga besar. Beda jika DPK-nya diisi sektor ritel dan konsumen,” ucap Lana.
GWM akan berpengaruh ke pertumbuhan kredit dan ekonomi secara makro jika perbankan dapat memanfaatkan GWM averaging dengan baik.
Artinya, kelebihan likuiditas karena kelonggaran GWM bisa digunakan untuk ekspansi kredit.
”Kredit itulah yang bisa digunakan untuk mendorong perekonomian,” ujar Lana. (agf/c23/noe)
Aturan baru giro wajib minimum (GWM) averaging yang diberlakukan mulai 1 Juli lalu diyakini membuat likuiditas di sektor keuangan semakin dalam.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Bea Cukai Bantu UMKM di Ambon dan Malang Tembus Pasar Ekspor Lewat 2 Kegiatan Ini
- Dukung Pertumbuhan Kredit Digital, CBI Luncurkan Income Predictor & Debtor Insight
- Pramono Dorong Peran Bank DKI Mengimplementasikan QRIS Tap NFC Bank Indonesia
- bank bjb Permudah Penukaran Uang Jelang Lebaran Lewat SERAMBI
- Cadangan Devisa Turun Tipis Dipengaruhi Pembayaran Utang Pemerintah
- Menjelang Idulfitri, BI Jabar Siapkan Rp14,5 Triliun Uang Baru