Giro Wajib Minimum Averaging Berpotensi Dongkrak Kredit
Terkait dengan efektivitas GWM averaging terhadap likuiditas perbankan, Lana menilai dampaknya baru terasa dalam jangka panjang.
Selain itu, efektivitasnya juga dipengaruhi kondisi DPK perbankan.
”Kalau (dana pihak ketiga yang ditempatkan di bank) lebih banyak daripada korporasi dan pemerintah, masih sulit. Meski yang masuk besar, penarikannya juga besar. Beda jika DPK-nya diisi sektor ritel dan konsumen,” ucap Lana.
GWM akan berpengaruh ke pertumbuhan kredit dan ekonomi secara makro jika perbankan dapat memanfaatkan GWM averaging dengan baik.
Artinya, kelebihan likuiditas karena kelonggaran GWM bisa digunakan untuk ekspansi kredit.
”Kredit itulah yang bisa digunakan untuk mendorong perekonomian,” ujar Lana. (agf/c23/noe)
Aturan baru giro wajib minimum (GWM) averaging yang diberlakukan mulai 1 Juli lalu diyakini membuat likuiditas di sektor keuangan semakin dalam.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Pemerintah Terus Mendorong KUR yang Hampir 10 Tahun Berjalan untuk Usaha Produktif
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Kolaborasi Privy dan JULO Tingkatkan Keamanan dan Kemudahan Kredit Digital
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Kemendag Apresiasi Rabu Hijrah dan BI atas Suksesnya Young Muslim Leader Forum