Gizi Buruk Masih Hantui Ibu Kota
Sabtu, 16 April 2011 – 10:27 WIB
Dien juga membantah, program Posyandu jarang diadakan. Sebab, selama ini Dinas Kesehatan dan pihak kelurahan serta RT dan RW selalu mengadakan Posyandu secara rutin. ’’Jadi tidak benar kalau Posyandu jarang diadakan,’’ kilahnya.
Dinas Kesehatan, ujar Dien, juga telah melakukan penanganan terhadap penderita. Yaitu dengan membawa ke Puskesmas Kalideres untuk mendapat perawatan dan pemulihan gizi. Rencananya, keempat penderita akan dirawat selama 32 hari hingga benar-benar sehat. "Kita menjamin, anak-anak ini akan segera pulih," ujarnya.
Penanggngjawab Instalasi Gizi Puskesmas Kalideras, Maygriana, menjelaskan, keempat penderita gizi buruk akan dirawat dengan memberinya asupan gizi. Untuk tahap awal, anak diberi air gula untuk menghilangkan dehidrasi. Kemudian diberi bubur dan dilanjutkan susu. Selain itu, kepada orang tua anak juga diberi pelatihan cara merawat anak yang baik. ’’Kita akan memberikan pelayanan terbaik sampai anak-anak ini kembali sehat,’’ tandasnya. (dni/wok)
JAKARTA -- Menyandang status sebagai Ibu Kota bukan berarti bebas dari ancaman gizi buruk. Buktinya, masih ada empat balita gizi buruk di Jakarta
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS