Gizi Buruk Masih Landa 19 Provinsi
Senin, 14 Juni 2010 – 13:23 WIB
JAKARTA- Meski angka balita gizi buruk dan gizi kurang di Indonesia mulai menurun dari tahun ke tahun, namun di beberapa provinsi jumlahnya masih sangat tinggi. Bahkan, di beberapa daerah angka gizi buruk justru berada di atas angka nasional. Terjadinya gizi kurang dan buruk pada balita ini, menurut Endang, disebabkan antara lain oleh kurangnya asupan gizi, pola asuh, dan serangan penyakit infeksi kronis. Di samping penyebab tidak langsung berupa rendahnya daya beli dan ketidaktersediaan pangan yang bergizi serta keterbatasan pengetahuan tentang pangan yang bergizi untuk ibu dan balita.
"Pada 2007, prevalensi nasional gizi buruk pada balita adalah 5,4 persen dan gizi kurang pada balita adaah 13 persen. Keduanya menunjukkan target rencana pembangunan jangka menengah untuk pencapaian perbaikan gizi (20 persen) maupun target Millenium Develompment Goals pada 2015 (18,5 persen) telah tercapai pada 2007," kata Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Sedyaningsih dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (14/6).
Meski demikian, lanjutnya, ada 19 provinsi mempunyai prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di atas prevalensi nasional. Yaitu NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Baca Juga:
BERITA TERKAIT
- Pra MLB NU Soroti Jabatan Gus Ipul di PBNU
- BNN Jaksel Gencarkan Pencegahan Narkoba Menjelang Nataru
- Otto Hasibuan: Wadah Tunggal Masih jadi Tantangan bagi Peradi
- Mendes Yandri Ajak Kader Muhammadiyah Bersinergi Memajukan Seluruh Desa di Indonesia
- PBH Peradi: Penerima Probono Bukan Hanya Warga Miskin
- Rayakan Natal, Bank Mandiri Bagikan Lebih 2 Ribu Paket Bantuan di Seluruh Indonesia