Gizi Buruk Tingkatkan Risiko Anak Meninggal Karena Covid-19
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta tidak mengabaikan masalah gizi anak Indonesia di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menjelaskan, para pejabat yang menangani masalah gizi di Indonesia harus bertanggung jawab terhadap angka kematian anak yang tinggi akibat covid-19.
“Sebab, masalah gizi buruk anak Indonesia dianggap menjadi salah satu faktor penyerta yang meningkatkan risiko kematian ini,” kata Agus, Minggu (14/6).
Agus menambahkan, aktivitas posyandu yang berhenti karena pandemi covid-19 membuat pemantauan gizi anak menjadi terganggu.
Oleh karena itu, dia mendorong Kemenkes untuk membuat sebuah terobosan.
Agus setuju bahwa kebijakan pencegahan stunting harus dikawal dan dilakukan mulai pusat sampai daerah melalui kebijakan yang jelas, terkoordinasi dan mudah diimplementasikan.
“Para pejabat yang bertanggung jawab untuk mengatasi masalah gizi anak ini harus tetap bekerja dan jangan terseret ke urusan yang bukan tugas pokoknya," ungkap Agus.
Di sisi lain, pengamat dan aktivis kesehatan Tubagus Rachmat Sentika mengapresiasi tekad pemerintah menurunkan angka stunting yang menjadi salah satu indikator masalah gizi anak Indonesia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta tidak mengabaikan masalah gizi anak Indonesia di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Penderita Diabetes Wajib Tahu Alternatif Diet Sehat dari Jagung dan Singkong
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- MASINDO Gelar Diskusi, Soroti Kesadaran Risiko Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja
- Awas, Konsumsi Jajanan Berlebihan Menyebabkan PTM pada Anak
- Dukung Pencegahan Stunting, Tanya Ners Luncurkan Kelas Basic MPASI