Globalisasi Tantangan Terbesar Warga Batak
Kamis, 30 Mei 2013 – 21:11 WIB
JAKARTA - Arus globalisasi yang terjadi dewasa ini harus dapat disikapi secara kritis oleh seluruh suku di Tanah Air guna melestarikan nilai, budaya, dan adat istiadat leluhur. Tak terkecuali bagi masyarakat Batak.
Prof Dr Hotman Siahaan mengatakan, arus globalisasi yang melahirkan deteritorialisasi suatu saat akan melahirkan kondisi sosial masyarakat yang tak lagi bersuku-suku dan berbangsa-bangsa akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baca Juga:
“Apa yang harus dilakukan menyongsong abad mendatang? Ketika orang-orang Batak sudah berdiaspora ke seluruh penjuru dunia ini, hidup di alam globalisasi, bagaimana seharusnya sikap budaya orang Batak memasuki abad mendatang itu? Sungguh dibutuhkan suatu pandangan kritis,” kata Prof Dr Hotman Siahaan di sela-sela sarasehan bertema “Resep Manusia Batak Abad XXII yang digelar Forum Komunikasi Pemberdayaan Siahaan (FKPS) di Jakarta, Kamis (30/5).
Hotman Siahaan mengatakan orang Batak harus memaknai ulang konsep budayanya apabila ingin bersikap cerdas dalam menghadapi arus globalisasi. Sebab globalisasi jangan hanya ditafsirkan sebagai internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi atau westernisasi.
JAKARTA - Arus globalisasi yang terjadi dewasa ini harus dapat disikapi secara kritis oleh seluruh suku di Tanah Air guna melestarikan nilai, budaya,
BERITA TERKAIT
- Pemkot Pekanbaru Mengalami Kendala Pindahkan 277 Pengungsi Rohingya
- Pj Bupati Mimika Perintahkan Perbaikan Fasilitas RS Waa Banti Tembagapura
- Bupati Mimika Jelaskan Terkait Demo Aliansi Pemuda Amungme soal Perekrutan CPNS
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri
- Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Dapat Bantuan 500 Kg Ikan Segar
- Muhammad Musa'ad Tegaskan ASN Pelayan Masyarakat, Bukan Bos yang Minta Dilayani