GMNI Minta AS dan Iran Menahan Diri
jpnn.com, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) meminta Amerika Serikat dan Iran menahan diri perihal situasi di Timur Tengah yang kian panas.
GMNI sendiri sudah beraudiensi dengan duta besar AS dan Iran. Dalam audiensinya bersama dubes AS, Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino mengatakan eskalasi konflik yang makin panas akan berdampak pada perekonomian.
"Kami menyampaikan agar Amerika menahan diri. Kami meminta untuk mengurangi tensi ketegangan," ungkap Arjuna usai bertemu dengan duta besar AS di Jakarta, Kamis (9/1).
Sebelumnya, DPP GMNI juga beraudiensi dengan Kedutaan Besar Iran pada Rabu (8/1). Dalam kesempatan itu Arjuna meminta Iran tidak terpancing dan melakukan serangan balasan.
Hancurnya perekonomian global akibat konflik ini tidak menguntungkan siapa pun", tutur Arjuna
Menurut Arjuna, dalam menghadapi konflik ini Indonesia tidak perlu mengecam siapa pun. Sebab, politik luar negeri Indonesia harus berdiri di koridor politik bebas aktif dalam rangka menjaga perdamaian dunia seperti yang termaktub dalam konstitusi.
"Tugas kita menjadi stabilisator, menjalankan politik bebas aktif. Tidak perlu ikut mengecam yang justru kontraproduktif, hanya makin memanaskan situasi," tambah Arjuna
Arjuna juga menyampaikan kepada kedua perwakilan kedutaan vesar bahwa DPP GMNI berkepentingan melindungi kepentingan nasional, terutama rakyat Indonesia yang bisa terkena dampak konflik ini karena kenaikan harga minyak.
Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) meminta Amerika Serikat dan Iran menahan diri perihal situasi di Timur Tengah yang kian panas.
- Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?
- Iran Akhirnya Membuka Akses ke WhatsApp dan Google Play
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya