Godok RUU Media, Indonesia Sasar Potongan Kue Lebih Besar dari Google Cs

Namun, di sisi lain banyak penerbit kecil Australia masih kesulitan.
Ross Tapsell, seorang dosen media di Australian National University, mengatakan RUU itu akan lebih menguntungkan bagi pemain industri yang lebih besar yang memiliki koneksi politik.
"Pada akhirnya yang menjadi perhatian adalah perusahaan media independen yang lebih kecil, yang misinya adalah jurnalisme kepentingan publik - mungkin tidak mendapat manfaat dari pengaturan ini," katanya.
Menurut Amir Suherlan, pakar periklanan dan direktur pelaksana agensi Wavemaker Indonesia, sekitar setengah dari pendapatan iklan digital Indonesia masuk ke Facebook dan Google.
Facebook dan Google belum menanggapi permintaan komentar atas RUU tersebut.
Usman Kansong, dari kementerian komunikasi Indonesia, mengatakan RUU itu dapat memastikan pendapatan yang lebih baik untuk organisasi media "berkualitas", tetapi tidak jelas apakah itu akan menjadi undang-undang yang berdiri sendiri, atau dimasukkan ke dalam undang-undang yang ada.
REUTERS
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa.
Indonesia sedang menyusun rancangan undang-undang yang dapat memaksa raksasa teknologi seperti Facebook dan Google untuk bernegosiasi dengan perusahaan media untuk bagi hasil pendapatan yang lebih adil
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya