Golkar Bersatu dan Demokratis, Persepsi atau Realitas?

Golkar Bersatu dan Demokratis, Persepsi atau Realitas?
Golkar Bersatu dan Demokratis, Persepsi atau Realitas?
IKLAN Partai Golkar bersatu yang rancak di televisi membenarkan bahwa perception is more important than reality (Persepsi lebih penting ketimbang realitas). Jika persepsi publik sudah mengatakan bahwa Golkar bersatu, ya, tiada lain Golkar memang bersatu.

Dalam iklan itu tampil gambar Akbar Tandjung, mantan ketua umum DPP Partai Golkar yang dikalahkan oleh M. Jusuf “JK” Kalla pada Munas Luar Biasa (Munaslub) Golkar,  Desember 2004 silam di Denpasar, Bali. Lalu, ada gambar JK, Agung Laksono, dan Surya Paloh. Tadinya Agung dan Surya maju sebagai calon ketua umum yang bersaing dengan Akbar dan Wiranto di Munaslub Denpasar.

Ternyata Agung dan Surya bergabung dengan JK. Skenariopun disosialisasikan kepada 28 DPD I Partai Golkar di Hotel Bali Intercontinental. Terbukti, JK terpilih sebagai ketua umum, Agung sebagai wakil ketua umum dan Surya sebagai ketua Dewan Penasehat DPP Partai Golkar.

Bahkan susunan DPP hasil Denpasar menampung sejumlah tokoh yang dipecat Akbar, seperti Fahmi dan kawan-kawan. Peta Munaslub itu membenarkan adanya “perpecahan” di tubuh Golkar, saat itu.

IKLAN Partai Golkar bersatu yang rancak di televisi membenarkan bahwa perception is more important than reality (Persepsi lebih penting ketimbang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News