Golkar dan PKS Dukung Pemerintah, Ini Sikap Tegas Fahri Hamzah
jpnn.com - JAKARTA – Membangun basis penyeimbang yang kuat menjadi penting di negara demokrasi. Oleh karena itu, anggota DPR harus rewel. Sebab dia digaji untuk bicara. Apalagi eksekutif cenderung memiliki insting otoriter dan tak mau mendengar.
“Saya sudah tiga periode jadi anggota DPR dan merasakan betul upaya-upaya eksekutif 'menghabisi' kekuatan oposisi. Ini harus dilawan,” kata Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah seperti rilisnya, Jumat (13/5) usai bertandang ke Redaksi Malut Post (JPNN Group).
Menurut Fahri, pada era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jadi presiden, terasa masih lebih baik.
“Ketika kami kritik dengan suara lantang, SBY tanggapi positif. Tapi di era saat ini semuanya menjadi masalah. Gaya juga jadi masalah,” ungkap politikus PKS ini.
Sebagai kader partai yang bergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP), Fahri menegaskan tetap memilih oposisi sebagaimana platform pembentukan KMP.
“Ideologi penyeimbang harus tetap ada. Mau jadi apa negara ini, kalau blok politik sebagai penyeimbang eksekutif tidak ada?,” tanya Fahri.
Pendiri Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) itu lantas mengatakan nasib KMP tergantung hasil Munaslub Partai Golkar.
“Saya lihat, semua calon ketua umum Golkar bicara dukung pemerintah. Tapi bagi saya, ideologi oposisi harus terus dibangun," ujarnya.
JAKARTA – Membangun basis penyeimbang yang kuat menjadi penting di negara demokrasi. Oleh karena itu, anggota DPR harus rewel. Sebab dia digaji
- Menhut Libatkan Akademisi, Eksekusi Arahan Prabowo Soal Reforestasi
- Wujudkan Pemerataan Listrik, PLN UIP MPA Capai Milestone Penting di Proyek Tobelo GEPP
- Ali Nurdin Sebut Komjen Ahmad Dofiri Sebagai Sosok Berintegritas, Cocok jadi Wakapolri
- Mendes Yandri Meminta Desa se-Kabupaten Serang untuk Bekerja Keras
- Menteri Nusron Ungkap 60 Persen Konflik Lahan Libatkan Oknum ATR/BPN
- KAI Properti Hadirkan Sentuhan Heritage dalam Beautifikasi Stasiun Yogyakarta