Golkar Dianggap Tidak Akan Loyal
Kamis, 10 Maret 2011 – 06:26 WIB
Lebih lanjut, Iber mengatakan Presiden SBY salah langkah dan hitung-hitungan politik jika tetap menerima Partai Golkar dan mendepak PKS dari koalisi. Pasalnya, posisi PKS dianggap lebih strategis dalam membentuk pemerintahan yang baik.
“Saya rasa hitung-hitungan SBY salah jika mempertahankan Golkar dan justru menendang PKS. PKS jelas lebih solid dari Golkar. Di samping itu akar rumput PKS juga kuat yang berbasis generasi muda. Sementara Golkar justru tidak kompak, ada yang kubu Jusuf Kalla, Surya Paloh dengan Nasdemnya dan kelompok-kelompok lain,” ujarnya.
Pengamat politik dari People Aspiration Center (Peace) Habib Ahmad Shahab menyarankan agar SBY tetap mendepak Partai Golkar dan PKS dari koalisi. Pasalnya, kedua partai ini dianggap tidak pernah loyal selama 1,5 tahun pemerintahan SBY pasca Pemilu 2009. “Saya pikir tidak ada yang perlu dipertahankan dari kedua partai itu, meski Ical sudah melakukan pertemuan dengan SBY,” tegasnya.
Menurut Shahab, apapun alasan Golkar dan PKS mendukung hak angket adalah salah karena ditentang oleh Setgab. Itu artinya Golkar dan PKS harus ikut Setgab sekalipun tujuannya menurut Golkar dan PKS adalah benar. “Langkah Golkar dan PKS itu jelas memiliki hidden agenda, yaitu memakzulkan presiden. Angket pajak bukan yang pertama, karena sebelumnya ada kasus Century dan ada upaya judicial review UU MD3 tentang hak menyatakan pendapat untuk mempercepat pemakzulan presiden,” tandas Shahab.
JAKARTA - Kepastian Partai Golkar akan berada di dalam koalisi, pasca komunikasi antara SBY dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mendapat
BERITA TERKAIT
- Mardiono ke Bojonegoro, Pastikan Kader PPP Kawal Suksesnya Pilkada 2024
- Masa Tenang Pilkada, Polda Sumsel Pertebal Pengamanan Pilkada hingga ke Kepelosok
- Edi Lemkapi Soroti Pernyataan Soal Partai Coklat, Dia Bilang Begini
- Bertarung di Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono Tetap Mencoblos di Jawa Barat
- Polres Rohil Kerahkan 363 Personel Amankan Pilkada 2024, Ini Pesan AKBP Isa
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan