Golkar Ingin Sistem Pemilu Campuran
Rabu, 29 Februari 2012 – 11:36 WIB
PAN berpandangan bahwa dapil itu adalah entitas yang memiliki kekuatan, di dalamnya ada warga negara yang punya hak pilih. Karena itu, konversi perhitungan suara habis di dapil. "Prinsipnya sama dengan yang diusulkan oleh Demokrat, yakni dengan sistem kuota," ungkapnya.
Baca Juga:
PPP menegaskan konversi suara ini yang simple saja, tidak menyulitkan. Yang penting memenuhi angka BPP, tetapi jika masih ada sisa kursi, maka sisa kursi itu dibagi habis saja berdasarkan jumlah kursi.
"Panja bersepakat memutuskan agar perhitungan suara habis di Dapil, tetapi belum memutuskan sistem apa yang akan digunakan," kata Nurul.
Terkait masalah besaran dapil dan alokasi kursi, ia mengatakan, PPP mengusulkan untuk menggunakan sistem proporsional terbuka. PPP menginginkan agar besaran dapil 3-10 untuk DPR RI dan untuk DPRD besarannya 3-12.
PAN menginginkan sistem proporsional terbuka dengan suara terbanyak. Alasannya, bahwa ini mencerminkan nilai demokrasi yang lebih berkualitas. PAN masih mengikuti besaran dapil pemilu tahun 2009, yakni 3-10 untuk DPR RI dan DPRD 3-12.
JAKARTA -- Anggota Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilihan Umum (Pemilu) Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin, mengatakan, rapat
BERITA TERKAIT
- Deddy PDIP: Saya Tersinggung, Pak Prabowo Diperlakukan Seperti Itu di Solo
- Gibran Diduga Mulai Bersiap untuk Pilpres 2029, Indikasi Berani Menelikung Prabowo?
- Surat Suara Itu Akhirnya Dibakar, Ada 1.165 Lembar
- Besok Pilkada, Ayo Bantu Prabowo Lepas dari Pengaruh Mulyono
- Soal Penurunan Paket Bergambar Paslon, Ronny PDIP Minta Bawaslu Bergerak
- Penting, Jaga Situasi Kondusif Saat Pemungutan Suara