Golkar Kecewa dengan Demokrat dan PKS
Jumat, 13 April 2012 – 18:19 WIB
Menurut Nurul, Sekretariat Gabungan partai koalisi sebetulnya sudah tertarik dengan tawaran itu saat dipresentasikan. Tapi, yang dipermasalahkan adalah soal waktu.
Dia juga menilai, metode penghitungan suara kuota murni yang dipilih DPR, merupakan salah satu bentuk ketidakadilan dalam sistem pemilu bagi partai besar. Dalam metode penghitungan suara kuota murni, kata Nurul, partai-partai "kecil" dan menengah yang tidak mendapatkan suara tidak sama seperti partai-partai besar masih bisa mendapatkan kursi di parlemen.
"Ini adalah sebuah korupsi dalam sistem pemilu dan politik. Karena mereka menduduki kursi yang bukan haknya. Mereka hanya tunggu limpahan kursi saja," ungkap Nurul lagi.
Ia menyatakan kecewa dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera yang pada awalnya mengusung metode penghitungan suara divisor webster, malah berbalik mengusung kuota murni. (boy/jpnn)
JAKARTA -- Anggota Panitia Khusus (Pansus) Revisi Undang-undang (RUU) Pemilihan Umum DPR, DPD dan DPRD, Nurul Arifin, mengatakan pembahasan RUU itu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Pemberantasan Korupsi 2025, Sahroni: Fokus di Pengembalian Kerugian Negara
- Malam Tahun Baru, Mardiono Kumpul Bersama Anak Yatim Piatu di Tangerang
- Anggap Kenaikan PPN 12 Persen Prorakyat, Marwan Cik Asan: Ini Keputusan Tepat
- Haidar Alwi Kritik Riset OCCRP yang Jadikan Jokowi Finalis Pemimpin Terkorup 2024
- Musda Golkar Jatim 2025 jadi Momentum Anak Muda Memimpin
- PPN 12 Persen untuk Barang Mewah Bukti Prabowo Melindungi Kepentingan Rakyat Kecil