Golkar: Panja Pajak Hanya Lips Service Penguasa
Jumat, 13 Mei 2011 – 14:35 WIB
Apalagi Ditjen Pajak sekarang bertambah arogansinya dengan menuding Panja sebagai alat bargaining politik. "Buktikan, bargaining politiknya seperti apa. Kita ingin dibongkar semua demi kepentingan rakyat dan menyelamatkan penerimaan pajak agar pajak yang ribuan trilyun itu bisa dikembalikan. Tapi kita selalu dihajar dengan isu-isu murahan hingga isu pajak terhenti,” tegas Nudirman.
Sikap yang sama juga disampaikan anggota Komisi III lainnya, Ahmad Kurdi Moekri. Ia menyatakan, ketegasan sikap DPR (partai berkuasa) dibutuhkan untuk mengurai benang kusut penerimaan negara karena proses pengungkapan mega skandal pajak oleh pemerintah seolah jalan di tempat. Bahkan, kesannya sengaja berputar-putar tanpa kejelasan ujungnya.
“Yang kita saksikan memang muter-muter di tempat. Ini kayak lingkaran setan yang saling terkait. Karena dia (Gita Wirjawan-red) punya kedekatan dengan kekuasaan. Kalau sudah seperti itu berarti bermasalah. Artinya aliansi mafia pajak dengan kekuasaan luar biasa," ujar Moekri.
Politisi PPP ini menilai memang pemerintah berupaya untuk menutup-nutupi kasus pajak agar publik tidak selalu menyoroti skandal yang menyeret elit yang dekat dengan kekuasaan. "Buktinya, di DPR saja (hak angket) kalah. Artinya, betapa kekuasaan mengkooptasi parlemen untuk melindungi kalangan terdekatnya," tandasnya.
JAKARTA - Politisi Partai Golkar, Nudirman Munir menuding Panitia Kerja (Panja) Pajak Komisi III DPR yang digadang-gadang oleh Fraksi Partai Demokrat
BERITA TERKAIT
- Kemensos Salurkan Bantuan untuk Lansia Terdampak Longsor di Boyolali
- Kick-Off Meeting Program & Anggaran 2025, Dirjen Bina Adwil Minta Jajaran Sukseskan Asta Cita
- Bambang Widjanarko PKPN Singgung soal Evaluasi Kabinet Merah Putih
- Ide Terobosan Seleksi PPPK 2024, Formasi Kosong Dialihkan Saja
- Data Terbaru Jumlah Pelamar PPPK 2024 Tahap 2, Target Belum Tercapai
- Diskusi dengan Kemenkeu, Kementrans Menjajaki Skema Kerja Sama Badan Usaha