Golkar Pionir Tinggal Sejarah

Golkar Pionir Tinggal Sejarah
Golkar Pionir Tinggal Sejarah
Tak hendak mendahului kenyataan, tapi tampaknya SBY hanya sekadar "melanjutkan" apa yang telah dirintisnya selama lima tahun berkuasa. Barangkali, tidak akan ada yang baru. Barangkali atmosfer dan suasananya sudah bisa terbaca seperti yang sudah terjadi lima tahun terakhir ini, dengan segenap plus-minusnya.

Jika Golkar dan Orde Baru berhasil mengoreksi Orde Lama yang "politik-politikan", apakah SBY akan mengoreksi Orde Baru yang "ekonomi-ekonomian" dan sangat banyak diwarnai oleh liberalisasi perdagangan hingga ke julukan neo-liberalisme?

Kritik terhadap liberalisasi perdagangan tak perlu diperdebatkan lagi, karena memang sudah terbukti merugikan bangsa. Lagipula, liberalisasi memang tertuang nyata dalam berbagai MoU yang diteken oleh pemerintah dan IMF sejak masa krisis 1997-1998. Berbagai produk undang-undang dan regulasi masih berlaku, dan berjalan dalam praktek perekonomian kita.

Memang pada masa kampanye lalu, Boediono telah menampilkan wacana perekonomian "jalan tengah". Mungkin, sejenis mixed economics yang memadukan neo-liberalisme dan kepentingan rakyat. Untuk itu, pemerintah berlakon menjaga keseimbangan, sehingga diharapkan liberalisasi perekonomian tak mengorbankan kepentingan rakyat.

DEBUT si "beringin" di kancah pergolakan politik Orde Lama, jika dibandingkan dengan penampilannya masa ini, kian menunjukkan gejala yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News