Golkar Wajibkan Caketum Beri Setoran, Memangnya Partai Apaan?

jpnn.com - JAKARTA - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, Golkar mestinya tidak mengharuskan para calon ketua partai beringin hitam itu menyetorkan Rp 1 miliar demi penyelenggaraan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) di Bali pada 15-17 Mei mendatang. Sebab, hal itu memang tak pernah diterapkan dalam penyelenggaraan munas-munas sebelumnya.
Siti mengatakan, meski sudah menjadi keputusan Panitia Munaslub Golkar, tapi ketentuan menyetorkan dana Rp 1 miliar itu sebaiknya dibatalkan. "Kalau belum terlambat sebaiknya di-review, dibatalkan," katanya di sela-sela peluncuran buku "Mengembalikan Golkar ke Hati Rakyat" karya Ahmad Dolly Kurnia di Jakarta, Minggu (8/5).
Ia mengingatkan Golkar agar jangan sampai membuat peraturan yang tidak pernah ditradisikan. "Jangan mentradisikan sesuatu yang justru menimbulkan kontroversi publik," paparnya.
Menurut Siti, ketika Golkar malah melegalisasikan keharusan bagi calon ketua umum menyetorkan sumbangan Rp 1 miliar, maka publik pun semakin curiga bahwa partai yang kini dipimpin Aburizal Bakrie itu juga akan mengabsahkan politik uang. Padahal, mestinya perbaikan di tubuh parpol juga demi menekan praktik politik uang.
"Kita sedang berjuang untuk mengembalikan perbaikan partai. Reformasi parpol ini yang harus dikedepankan," tuntasnya.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menteri LH Ingatkan Tragedi TPA Leuwigajah Jadi Momentum Refleksi Pengelolaan Sampah
- KOPRABU Desak Aparat Tindak Tegas Dugaan Mafia Tanah SS, Masyarakat Diminta Waspada
- Barisan Pembaharuan: Semua Pihak Harus Hormati KPK Tahan Hasto
- Jawab Sanggah PPPK Tahap 2 Berlangsung, Panselda Harus Menyelamatkan Honorer TMS
- Penuh Semangat, Mendagri Tito Ikuti Senam Pagi bersama Para Kepala Daerah di Magelang
- Akademisi Mendesak Supaya Dominus Litis jadi Bagian RUU KUHAP