Golput di NTT Hampir Tembus 1 Juta Pemilih
"Yang terima uang atau barang pasti menggunakan hak pilih. Dan ketika Pilpres hampir tidak ada politik uang, maka masyarakat merasa bahwa mereka tidak diberi apa-apa sehingga mereka tidak perlu menggunakan hak pilih," ujarnya.
Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah merupakan faktor yang paling mendasari masyarakat tidak menggunakan hak pilih. Menurut John, korupsi yang marak di dalam pemerintahan tak jarang membuat masyarakat merasa pemilu tidak memiliki arti dan perubahan yang bermakna. Pemilu hanyalah kesia-siaan belaka yang tetap menghasilkan pemimpin yang tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
"Dan memang orang sudah jenuh karena pemilu terlalu banyak dilakukan. Contohnya, tahun 2012 ada pemilihan walikota, tahun 2013 ada pemilihan gubernur. Di tahun 2014 ini bahkan ada pileg dan pilpres. Lama-kelamaan partisipasi pemilih bisa di bawah angka 50 persen dan jangan heran demokrasi kita hancur. Ini yang perlu disikapi dan evaluasi mengingat pemilu menghabiskan biaya yang tidak sedikit,"pungkasnya. (mg-19/sam/boy)
KUPANG - Pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden telah usai. Pleno rekapitulasi perolehan suara di tingkat provinsi, Jumat (18/7) juga
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Puluhan Rumah di Palabuhanratu Sukabumi Rusak Akibat Abrasi Pantai
- 391 Peserta Ikuti SKB CPNS Kota Bengkulu
- Menjelang Nataru, Polda Lampung Gelar Operasi Lilin Krakatau 2024
- Jadi Mitra Strategis Kementan, Kementrans Siap Bantu Penyediaan Tenaga Kerja
- Pengamanan Nataru, Polres Banyuasin Kerahkan 304 Personel Gabungan
- Jalur Puncak Bogor Malam Tahun Baru Ditutup untuk Kendaraan