Golput Masih Tinggi

Golput Masih Tinggi
Golput Masih Tinggi
Ini bisa dilihat dari banyaknya warga yang memprotes KPU Sulsel karena warga tidak mendapat undangan baik yang datang langsung ke KPU, petugas KPPS, dan PPS. Belum lagi warga yang memilih apatis ketika tidak mendapat undangan. " Sebenarnya mereka mau memilih tapi karena terkendala undangan. Kalau masyarakat perkotaan mereka umumnya bermasa bodoh kalau sudah tidak ada undangan," kata Hasrullah.

   

Berdasar quick count, tingkat partisipasi pemilih ada melansir hingga 69,68 persen seperti yang dilansir Citra Publik Indonesia dan Lingkaran Survei Indonesia, sedang Jaringan Suara Indonesia (JSI) mempublis partisipasi pemilih 64,59 persen. Melihat angka ini, tingkat partisipasi pemilih kali ini tidak jauh beda dengan pilgub Sulsel lima tahun silam yang juga berada dikisaran 66 persen.

   

Dengan masih tingginya golput di pilgub Sulsel ini, Hasrullah berharap semua stakeholder sudah harus mengevaluasi lebih jauh agar golput bisa lebih ditekan. Yang harus diperbaiki adalah sistem akurasi data. KPU sebagai penyelenggara memiliki tanggung jawab karena ada mekanisme atau sistem yang tidak dijalankan dengan baik.

   

Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas dimintai tanggapannya menyatakan KPU Sulsel sudah melakukan upaya maksimal dalam meningkatkan partisipasi pemilih di Sulsel. Namun peningkatan partisipasi pemilih dibanding pilgub sebelumnya sudah cukup baik kendati sangat tipis. "Saya kira itu sudah sangat baik di tengah kendala cuaca yang kita hadapi. Tapi terus terang saja, angka partisipasi seperti yang dilansir lembaga survei tidak memuaskan kita sebagai penyelenggara," kata Jayadi.

   

MAKASSAR -- Jumlah masyarakat Sulsel yang tidak menggunakan hak politiknya masih cukup tinggi. Mengacu hasil quick count sejumlah lembaga survei,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News