Gombengsari Farm Festival Dongkrak Potensi Banyuwangi

Seduhan kopi beraroma nikmat juga bisa dinikmati secara gratis oleh pengunjung disini.
Di zona kambing, terdapat ratusan kambing mulai jenis etawa, peranakan etawa dan jenis lainnya. Kambing-kambing itu tidak hanya dipamerkan, namun juga dijual.
Harganya beragam, ada yang mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 30 juta untuk kambing jenis etawa. Dalam acara tersebut juga ikut pembakaran 7.500 tusuk sate kambing. "Ayo dinikmati. Satenya enak, gurih, dagingnya manis," kata ajak Anas sambil menyantap sate kambing.
Desa yang memiliki luas ahan perkebunan 10 hektare itu penuh sesak dengan pengunjung yang didominasi pelajar dan ibu-ibu.
Selain itu, Desa Gombengsari juga memproduksi susu kambing etawa yang dipasarkan hingga luar Banyuwangi dengan kuantitas produksi 4000 liter per bulan.
Menteri Pariwisata mengapresiasi gelaran GFF kali ini, yang mengangkat potensi alam yang ada di Desa Gombengsari harus tetap dijaga dan dilestarikan.
Arief yang juga asal Banyuwangi itu menyebut, festival seperti ini akan mensejahterakan masyarakat setempat. Itu sudah terbukti, dengan prinsip semakin dilestarikan semakin mensejahterakan.
Arief Yahya juga mengapresiasi Kabupaten Banyuwangi yang sangat konsisten menggelar festival sepanjang tahunnya. Sejak 2012, Banyuwangi rutin menggelar festival yang telah terjadwal sejak awal tahun.
Tidak salah predikat Raja Festival disematkan ke Kabupaten Banyuwangi. Mendesain festival seperti apa pun selalu meriah dan menjadi bahan perbincangan
- Menpar Widiyanti Sebut Peringatan Nuzulul Qur'an Momen Memperkuat Nilai-nilai Kebajikan
- Wamenpar Ni Luh Puspa Petakan Potensi Wisata di Bali Timur, Ini Tujuannya
- Backstagers Indonesia Serahkan Manifesto Peta Jalan Industri Event ke Kemenpar
- Menpar Widiyanti Sampaikan 3 Poin Utama yang Perlu Diperbaiki di RUU Kepariwisataan
- Wamenpar Ajak Wisatawan Nikmati Wisata Alam di DeLoano Glamping Magelang
- Endry Lee, Sosok di Balik Kesuksesan MensaPro Indonesia