Gong Home, Pabrik Alat Musik Tradisional Tujuh Turunan

Diberi Alat Modern Malah Dimasukkan Gudang

Gong Home, Pabrik Alat Musik Tradisional Tujuh Turunan
Sukarna menunjukkan salah satu produk Gong Home. Sampai sekarang pabrik keluarga itu terus berproduksi meski usianya sudah 230 tahun. Foto: Muftihayat/Jawa Pos

”Cerita kakek saya, waktu itu ada yang membeli lima gong dibawa ke Belanda. Itu awal mula pabrik ini berdiri sampai sekarang sudah generasi ketujuh,” terangnya.

Sukarna baru memegang kendali pabrik 40 tahun yang lalu, setelah orang tuanya meninggal dunia. Namun, sejak kecil dia mendapat pelajaran secara langsung dengan bekerja di pabrik.

”Dari kecil saya biasa membolak-balik besi 23 kilogram, dipanaskan, terus ditempa, terus diserut. Kalau nggak biasa nyerut, bisa 2–3 jam baru selesai. Saya cuma setengah jam,” lanjutnya.

Selama memimpin usaha itu, berkali-kali pabrik tersebut dikunjungi pejabat negara, baik dari dalam maupun luar negeri. Hampir seluruh menteri perindustrian pernah mengunjungi pabrik tua tersebut.

”Pabrik gong di Jawa Barat cuma tinggal di sini. Dulu ada tujuh pabrik, tapi saat orang tuanya meninggal, anaknya malas melanjutkan, akhirnya tutup,” terangnya.

Sukarna mengakui, di Solo, Jawa Tengah, ada pabrik gong yang usianya juga ratusan tahun. Tapi, aktivitas pabrik tersebut tidak seaktif Gong Home miliknya. ”Saya nggak tahu siapa yang lebih tua. Tapi, waktu saya ke Solo lima tahun lalu, mereka banyak menganggur. Kadang produksi kadang nggak karena di sana banyak pabrik baru yang berdiri,” tuturnya.

Gong Home selain tua, juga masih produktif. Terbukti, setiap hari 16 pegawainya bekerja membuat gong pesanan dari berbagai daerah dan luar negeri. Selain membuat gong, pabrik tersebut membuat kempul, bonang, saron, dan perangkat gamelan lain yang terbuat dari logam.

”Tahun 2012 Ibu Negara Cekoslovakia Livia Klausova datang dan beli gong di sini,” ungkapnya. Beberapa orang penting dari Kerajaan Brunei Darussalam dan Malaysia juga pernah membeli seperangkat alat gamelan dari pabriknya. Bahkan, puluhan tahun yang lalu sejumlah jenderal dari Amerika Serikat datang ke Gong Home hanya untuk melihat proses produksi pembuatan gong di pabrik itu. ”Saya tahunya kok pabrik saya dijaga banyak orang, ternyata ada jenderal dari Amerika yang mampir,” ujarnya.

Penampilan pabrik yang seadanya tidak lantas membuat Gong Home berkelas amatiran. Alat musik tradisional yang dibuat di pabrik berusia 230 tahun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News