Gonjang-Ganjing Bisnis Warga Indonesia di Melbourne di Tengah Lockdown Kedua
"Rencananya saya akan kerja part-time Sabtu Minggu di sana, sekarang mereka bilang tidak jadi karena pelanggan akan sepi karena tidak boleh makan di sana," kata Viktor.
Dengan lokasi di pusat keramaian di pusat kota Melbourne, restoran seperti Nelayan mengandalkan pada mereka yang berkegiatan di kota yang sebagian besar adalah mahasiswa dan turis.
Karena 'lockdown', restoran sekarang tidak lagi diperbolehkan menerima pelanggan makan di tempat selama enam pekan ke depan.
"Saya baru diberitahu bahwa saya tidak akan kerja, karena keadaan sekarang akan sepi lagi … kebanyakan pelanggan mereka adalah mahasiswa," kata Victor yang baru setahunan berada di Australia.
Tiga tahapan pelonggaran di Australia
Pelonggaran aturan pembatasan pergerakan aktivitas di Australia akan dilakukan secara bertahap.
Namun Victor masih bersyukur bahwa dia masih memiliki pekerjaan di sebuah toko daging.
"Saya dari Senin sampai Jumat kerja di butcher Diamond Valley Pork," tambahnya.
"Cuma karena saya suka masak dan punya waktu juga, saya melamar juga untuk kerja di sana selama akhir pekan," ujarnya.
Melbourne kembali mengalami 'lockdown' kedua kalinya, sejak hari Kamis (8/07), yang menyebabkan banyak bisnis kembali menghadapi kenyataan tidak menentu
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan