Google Menghadapi Tuntutan dari Seorang Ilmuwan Komputer

“Kasus ini adalah tentang sesuatu yang kita semua pelajari sejak lama: menghormati orang lain, tidak mengambil apa yang bukan milik Anda, dan memberikan penghargaan pada saat yang seharusnya,” kata Timbers kepada para juri dalam pernyataan pembukaannya.
Pengacara Google, Robert Van Nest, membantah bahwa karyawan Google yang merancang chipnya tidak pernah bertemu Bates dan merancangnya secara independen.
Dia menyebut Bates sebagai "seorang penemu yang kecewa" telah berulang kali gagal meyakinkan banyak perusahaan termasuk Meta Platforms, Microsoft, Amazon.com Inc, dan pembuat ChatGPT OpenAI untuk menggunakan teknologinya.
Van Nest mengatakan teknologi Bates menggunakan perkiraan matematika yang dapat menghasilkan perhitungan yang "salah".
“Chip Google pada dasarnya berbeda secara fundamental, dari apa yang dijelaskan dalam paten Singular,” jelas Van Nest kepada juri.
Menjelang persidangan, perusahaan bagian dari grup Alphabet Inc itu mengatakan Singular telah meminta ganti rugi moneter hingga USD 7 miliar atau sekitar Rp 109 triliun, karena melanggar dua patennya.
Dalam persidangan, Timbers mengatakan Google harus membayar USD 1,67 miliar.
Google memperkenalkan unit pemrosesannya pada 2016 untuk mendukung AI yang digunakan dalam pengenalan suara, pembuatan konten, rekomendasi iklan, dan fungsi lainnya.
Google sedang menghadapi gugatan oleh seorang ilmuwan komputer perihal dugaan pelanggaran paten, di hadapan juri federal Boston, Amerika Serikat.
- Lampaui Amazon dan Google, Bitcoin Kini Jadi Aset Kelima Terbesar di Dunia
- Perkuat Infrastruktur Cloud, CARSOME Group Gandeng Google Dorong Inovasi Berbasis Data dan AI
- Pengguna Android Auto Kini Lebih Bebas Memainkan Gim di Mobil
- Google Membocorkan Spesifikasi Pixel 9a, Catat Tanggal Peluncurannya
- Google Memperkenalkan Gemini 2.5, Diklaim Paling Cerdas
- Pengguna Google Kini Dapat Berinteraksi dengan AI Gemini Lewat Video Real Time