Google Mulai Terjun ke Politik Ekstrem
Selasa, 28 Juni 2011 – 07:47 WIB

Google Mulai Terjun ke Politik Ekstrem
Yang datang pun adalah tokoh-tokoh nomor satu di bidangnya. Selain mantan presiden Kolombia Alvaro Uribe Valez dan mantan militant Islam Indonesia yang dibawa oleh Yayasan Prasasti Perdamaian pimpinan Noor Huda Ismail, juga ada nama-nama top lainnya.
Baca Juga:
Di antaranya adalah Thomas James Leyden, mantan pemimpin Neo-Nazi AS yang menjadi propagandis ternama untuk supremasi kulit putih yang kelewatan "namun telah insyaf tersebut. Ada Maajid Nawaz, mantan presiden Hizbut Tahrir Inggris; Gill Hicks, perempuan korban bom London yang kehilangan kakinya, dan kini menjadi pendiri LSM MAD for peace yang terkemuka itu. Juga ada Aicha el-Wafa, ibunda Zacarias Moussaoui, salah seorang pembajak bunuh diri pesawat dalam tragedi 9/11 di Amerika.
Dari mantan militan, ada nama Vera Grabe dan Ricardo Ramirez. Keduanya adalah mantan pemimpin Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia (FARC, Sayap Militer Komunis Kolombia), yang kini sama-sama menjadi direktur LSM di Kolombia. Juga ada Henry Robinson, mantan pentolan IRA, sayap militer Irlandia yang bertahun-tahun menjadi musuh utama SAS (pasukan khusus Inggris).
Sekitar 100 media dari seluruh dunia pun diundang, namun Google selektif. Media yang bisa hadir harus melalui serangkaian proses registrasi yang dilakukan dalam kuurn waktu dua bulan terakhir. Setelah sesi pertama yang membahas bagaimana konsep radikalisasi kerap disalahmengerti oleh kalangan akademisi dan umum, Executive Chairman Google Eric Schmidt muncul dan menyatakan keberpihakan Google dalam upaya-upaya transparansi untuk menjadikan dunia yang lebih baik.
BERITA TERKAIT
- Gempa M 7,2 Melanda Lepas Pantai Papua Nugini
- Gempa Myanmar, Korban Meninggal Dunia Mencapai 3.301 Orang
- Tornado Menyapu Amerika, 55 Juta Jiwa Terancam
- Trump Berulah, Macron Desak Perusahaan Prancis Setop Berinvestasi di Amerika
- Kanselir Jerman Sebut Donald Trump Merusak Tatanan Niaga Global
- Lebih dari 3.000 Orang Tewas Akibat Gempa Myanmar