Gorbachev Ingatkan Obama

Pulihkan Ekonomi, Bukan Diperangi

Gorbachev Ingatkan Obama
Mantan pemimpin Uni Sovyet, Mikhail Gorbachev. Foto : REUTERS
"Selain merenggut nyawa sedikitnya 13.000 serdadu, Perang Soviet-Afghan juga membuat perekonomian kami terpuruk sebelum akhirnya kami harus mundur dengan memalukan dari Afghanistan," ujar tokoh 74 tahun itu. Saat ini, kata Yermakov, AS sedang mengulangi sejarah gagal Soviet di Negeri Opium tersebut. Strategi yang dipakai pun tidak jauh beda.

   

"Kami juga menginvasi Afghanistan dengan mengerahkan sejumlah besar pasukan. Tujuan kami saat itu juga tidak mengalahkan Afghanistan, tapi menggalang dukungan internasional untuk menciptakan stabilitas di sana," tandas mantan wakil Menteri Pertahanan Soviet itu. Hasilnya, pasukan komunis terpaksa mundur karena kewalahan melayani serangan sporadis gerilyawan Afghanistan, termasuk Taliban.

   

Lebih lanjut, Yermakov mengatakan bahwa demokrasi tidak bisa ditegakkan dengan paksa, apalagi menggunakan senjata. "Hari ini, seorang warga Afghanistan sepakat dengan Anda pada satu titik penting bahwa demokrasi Amerika adalah hal terpenting di dunia. Itu pula yang kami dengar di masa lalu, bahwa sistem (komunis) Soviet yang terbaik. Tapi, begitu Anda berbalik, dia akan menembak Anda dan melupakan kesepakatan itu," ulasnya.

   

Kunci tak terkalahkannya Afghanistan, kata Yermakov, adalah kecintaan masyarakat Negeri Asia Tengah-Selatan itu pada kebebasan. Karena itu, rakyat Afghanistan tidak mau menyerah begitu saja pada pendudukan asing. Apalagi, kaum garis keras mujahidin dan suku-suku pedalaman yang konservatif.

     

WASHINGTON - Sebelum mengambil keputusan untuk mengirimkan pasukan tambahan ke Afghanistan, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama sudah diperingatkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News