Gotong Royong Oposisi demi Bantuan untuk Rakyat Lapar
jpnn.com, KARAKAS - "Saya harap mereka membiarkan bantuan itu masuk," ujar Yaneidi Guzman kepada Reuters, Jumat (22/2). Perempuan 38 tahun tersebut merupakan salah seorang di antara ribuan penduduk Venezuela yang mengalami malanutrisi.
Sepertiga bobot tubuhnya lenyap karena kurang makan. Gajinya ditambah gaji sang suami tidak cukup untuk membeli vitamin dan obat-obatan. Sebab, prioritas utama mereka adalah perut tiga buah hati.
Melambungnya jumlah penduduk yang mengalami malanutrisi itulah yang mendorong pemimpin oposisi Juan Guaido melanjutkan rencananya. Yaitu, membawa masuk bantuan dari Amerika Serikat (AS).
Sayangnya, rencana itu kini semakin sulit terealisasi. Penyebabnya, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menutup akses dari berbagai arah.
"Perbatasan dengan Brasil akan ditutup sepenuhnya hingga pemberitahuan selanjutnya. Lebih baik mencegah daripada menyesal kemudian," tegas Maduro dalam pidatonya Kamis malam (21/2).
Pernyataan itu dia sebar luaskan lewat seluruh stasiun TV Venezuela. Selain perbatasan Venezuela dengan Brasil, perbatasan dengan Kolombia segera ditutup.
Tetapi, kebijakan Maduro itu tidak membuat Guaido berhenti berusaha. Dia tetap ngotot membawa masuk bantuan pangan dan obat-obatan ke Venezuela.
Brasil menginginkan bantuan itu dibawa dengan menggunakan truk ke Venezuela. Namun, Guaido punya gagasan yang lebih menarik. Yakni, membentuk rantai manusia.
Sedikitnya ada 600 ribu relawan oposisi yang akan menjadi rantai pembawa bantuan demi rakyat Venezuela yang kelaparan
- Catatan Ketua MPR: Gotong Royong & Menghidupkan Kewajiban Saling Kontrol dan Seimbang
- Menjawab Prabowo, Ganjar: Yang Bekerja Sama Bisa Mengganggu
- Gerindra Menghormati Sikap Ganjar Pranowo Menjadi Oposisi
- Ganjar Pilih Jadi Oposisi, Bamsoet Bilang Begini
- Ogah Gabung Prabowo-Gibran, Ganjar Pilih Jadi Pengontrol
- Jazuli: Keputusan PKS Berada di Koalisi atau Oposisi Bukan Selera Personal