Gott ist Tott

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Gott ist Tott
Gelandang serang Jerman Kai Havertz (7) saat beraksi di jantung pertahanan Portugal. Foto: Twitter@EURO2020

Dia mengantongi tiga gol dan menjadi pencetak gol terbanyak di Euro 2020 sejau ini. Dia juga mengantongi rekor sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Piala Eropa dengan 12 gol.

Jerman tersentak kaget oleh gol Ronaldo. Namun, Jerman tidak panik. Serbuan demi serbuan dilakukan oleh Kai Havertz, Robin Gosens, dan Thomas Muller, yang terus-menerus meneror pertahanan Portugal.

Setengah jam pertandingan, dan ternyata mental Portugal yang menjadi runtuh. Dua gol dihadiahkan cuma-cuma melalui gol bunuh diri Ruben Dias di menit ke-35 dan Raphael Guerreiro empat menit kemudian. Tekanan serangan Jerman yang bergelombang membuat pertahanan Portugal porak-poranda.

Di babak kedua Havertz dan Gosens menggila dan masing-masing menambah satu gol. Portugal ketinggalan 1-4 dan pembantaian terbuka bisa terjadi. Namun, untung Diogo Jota bisa memperkecil kekalahan dengan golnya di menit ke-69.

Pertandingan ini layak disebut sebagai yang terbaik selama berlangsungnya Euro 2020.

Grup F disebut sebagai grup neraka karena dihuni para raksasa, Prancis, Jerman, Portugal, dan Hungaria. Prancis masih memimpin klasmen dengan empat gol. Jerman dan Portugal menyusul dengan tiga gol. Dan Hungaria berada di juru kunci dengan satu gol.

Pertandingan terakhir akan menentukan nasib semua tim. Semuanya masih punya kesempatan lolos. Jerman akan berperang melawan Hungaria yang tidak bisa diremehkan karena berhasil menahan imbang Prancis 1-1. Jerman harus menang supaya aman. Sebuah tugas yang tidak mudah.

Prancis akan bertarung habis-habisan melawan Portugal.

Tuhan sudah mati. Tuhan tetap mati. Dan kita telah membunuhnya. Bagaimana kita akan menghibur diri kita, pembunuh semua pembunuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News