Gowes Pertama, Jantung Berdebar seperti saat Jatuh Cinta

Gowes Pertama, Jantung Berdebar seperti saat Jatuh Cinta
Gowes Pertama, Jantung Berdebar seperti saat Jatuh Cinta

Padahal, total bersepeda kami hanya sekitar 50 km. Tergolong pendek, dan dengan kecepatan relatif rendah. Tapi, rasanya seperti ikut event jarak jauh Audax lebih dari 200 km!

Rasanya seperti ketika kali pertama serius menekuni road bike dulu, bukan seperti cyclist yang sudah berpengalaman.

Sejak selesai bersepeda sampai malam, kami terus membicarakan itu. Di Indonesia, beberapa pekan sebelum berangkat ke Amerika, kami sudah latihan tergolong intensif. Di Jawa Timur, kami hampir setiap hari latihan menanjak ke berbagai tempat. Misalnya, Tretes, Tosari Bromo, dan Nongkojajar Malang. Semua masuk tanjakan kategori 1 atau bahkan HC (hors categorie, kategori terberat). Minimal kategori 2.

Latihan endurance juga kami lakukan, berkali-kali bersepeda lebih dari 100 km. Dan ketika pemanasan 85 km menanjak Mount Tamalpais di kawasan San Francisco Kamis lalu (15/8), kami juga merasa nyaman.

Tapi, semua latihan itu dilakukan di ketinggian dekat dengan permukaan laut. Beda sekali dengan di ketinggian 2.400 meter! Ketika mengecek data di komputer, tanjakan-tanjakan yang kami jajal pada hari pertama ini hanya di kategori 3 atau 4. Seharusnya relatif gampang.

"Segala latihan jadi seperti tidak berguna," cetus Wawan, sapaan akrab Cipto S. Kurniawan.
 
Kami berharap, pada hari pertama bersepeda itu, badan kami sudah diberi tahu harus berubah bagaimana untuk hari-hari selanjutnya. Malamnya, kami diminta untuk terus banyak minum air, dan tidur secara maksimal.

Semoga saja, besok paginya sudah membaik, dan hari-hari berikutnya terus membaik.
 
Menu Khusus Pakar Nutrisi
Beruntung bagi kami, soal makanan dan nutrisi, Rapha memberikan perhatian ekstraspesial. Untuk makan malam pertama, setelah acara bersepeda pertama, mereka mendatangkan tim dari Skratch Labs, yang dipimpin langsung oleh Dr Allen Lim.

Dr Allen Lim punya reputasi hebat di kalangan pembalap profesional. Dialah pembuat menu untuk tim-tim terbaik dunia. Dan untuk kami, dia sendiri yang memasakkan menu khusus malam itu.

Akhirnya, rombongan Indonesia dapat kesempatan bersepeda di Aspen. Tapi, acara santai justru jadi penyiksaan luar biasa. Udara tipis, suhu sampai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News