GP Ansor Kecam Austalia dan Brasil Tak Punya Etika
jpnn.com - JAKARTA - Ketua GP Ansor, Nusron Wahid ikut menyayangkan sikap Australia dan Brasil yang terkesan tidak bisa menghormati ketegasan hukum Indonesia untuk mengeksekusi terpidana mati kasus narkoba.
Dua negara tersebut hingga kini masih memperjuangkan warganya yang diharuskan berhadapan dengan eksekutor hukuman mati di Indonesia.
"Apa yang dilakukan (Australia dan Brasil) itu jelas-jelas melanggar etika," sesal Nusron, Senin (23/2)
Sebelumnya, Brasil, negara yang dihuni Dewa-Dewa Sepakbola itu diklaim pemerintah RI sudah mempermalukan Duta Besar Indonesia untuk Brasilia dalam sebuah acara resmi kepresidenan di Istana Presiden Brasil. Hubungan Indonesia dan Brasil pun kian panas.
Presiden Brasil, Dilma Vana Rousseff diketahui sudah mengecam hukuman mati di Indonesia, terlebih lagi pada eksekusi tahap pertama ikut menjadikan warganya sebagai terhukum.
Sedangkan Australia, lewat Perdana Menteri Tony Abbott juga sudah sejak lama memohon Presiden Joko Widodo memberikan ampunan terhadap nyawa dua warganya yang tergabung dalam Komplotan Narkoba Bali Nine, nan bakal dieksekusi dalam waktu dekat.
Parahnya, entah disengaja atau tidak, Abbott melakukan blunder dengan mengeluarkan pernyataan yang menyakiti bangsa Indonesia. Dalam sebuah wawancara, Abbott mengaitkan permohonan pengampunan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran (duo Bali Nine tersebut), dengan jasa Australia saat ikut membantu Tsunami Aceh 2004.
"Kalau memang Australia ingin meminta bantuannya dikembalikan, tentu akan dikembalikan. Tapi, jangan diungkit-ungkit seperti itu," kata Nusron.
JAKARTA - Ketua GP Ansor, Nusron Wahid ikut menyayangkan sikap Australia dan Brasil yang terkesan tidak bisa menghormati ketegasan hukum Indonesia
- Polisi Tangkap Pelaku Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora di Hotel Grand Kemang
- Sekelompok Orang Bubarkan Diskusi, Din Syamsuddin: Refleksi dari Kejahatan Demokrasi
- Polisi Tetapkan 2 Tersangka Terkait Aksi Pembubaran Diskusi di Kemang
- Delegasi BKSAP DPR dan Parlemen Argentina Lakukan Pertemuan di Buenos Aires
- Biro Pemberitaan Parlemen Raih IDeaward 2024 Berkat Inovasi Lomba Konten Aspirasi
- Immanuel Ebenezer: Perusuh Diskusi FTA Harus Diseret ke Pengadilan