GP Ansor Luncurkan Asta Cita Center, Lembaga Think Tank untuk Wujudkan Indonesia Emas
jpnn.com, JAKARTA - Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama berkontribusi aktif dalam pemerintahan.
Salah satu upayanya dengan membentuk lembaga think tank, Asta Cita Center, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Pemerintahan Presiden Prabowo-Wapres Gibran mempunyai visi besar yang harus kita dukung dengan memastikan berbagai kebijakan pemerintah telah terealisasi dengan baik dan tepat sasaran,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Addin Jauharudin, Rabu (15/1/2025) di Jakarta.
"Untuk itulah, Asta Cita Center diluncurkan hari ini sebagai penopang, lembaga think tank, yang bisa menjembatani program pemerintah dirasakan masyarakat langsung," imbuhnya.
Asta Cita Center secara konkret akan melakukan beragam kegiatan seperti memberikan analisa dan rekomendasi terhadap isu-isu dan program pemerintah dan kebutuhan masyarakat.
Kemudian juga produk pengetahuan terkait riset dan pengembangan yang mudah diakses.
“Asta Cita Center juga akan menyediakan dan mengembangkan jejaring ahli dan praktisi dalam mendukung empat isu seperti bisnis ekonomi, inovasi teknologi dan media, SDM, dan anak muda," terang Addin.
Di bidang bisnis dan ekonomi, Asta Cita Center akan berfokus pada pembangunan ekonomi berkeadilan dan kemandirian pangan dan energi dalam bentuk toleransi ekonomi. Pembangunan toleransi ekonomi akan dilakukan salah satunya dengan penguatan ekonomi di pedesaan.
Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama berkontribusi aktif dalam pemerintahan.
- Pengurus Baru Dilantik, KAHMI Unkris Siap Berkontribusi Wujudkan Indonesia Emas
- Menekraf Sebut Budaya Lokal Potensi Besar Ekraf
- PP GP Ansor & Basada Kunjungi PKJN, Bahas Kerja Sama dalam Penanganan Kesehatan Mental
- Kinerja Polri 2024 di Bawah Listyo Sigit Presisi, Menuju Indonesia Emas di Tengah Netizen Cemas
- Ribuan Kader Ansor-Banser Jaga Ratusan Gereja Saat Natal, Addin: Wujud Toleransi Beragama
- Inilah Sosok di Balik Kehadiran Shaykh Fadhil Al Jailani di Kongres XIII Jatman