Granat Meledak Dekat Rumah Ketua MA
Rabu, 17 Maret 2010 – 04:21 WIB

(AP Photo/Apichart Weerawong)
BANGKOK-Gagal mendesak Perdana Menteri (PM) Thailand Abhisit Vejjajiva membubarkan parlemen, massa "Kaus Merah" alias para pendukung Thaksin Shinawatra mengusung taktik baru yang lebih ekstrem. Yaitu, melumuri Wisma Pemerintah"kantor PM Thailand"dengan darah. "Ini adalah cara damai untuk melawan. Kita akan melihat apakah Abhisit berani berjalan di atas darah kami saat harus bekerja di kantornya," seru wakil pimpinan demonstran. Weng Tojirakarn. "Jika perdana menteri bergeming, kami akan mengirim satu juta cc darah tambahan ke markas Partai Demokrat. Jika dia tetap menolak mundur, sejuta cc darah akan membanjiri rumahnya," ancam Weng. Demokrata adalah partai asal Abhisit.
Seperti dilansir harian The Nation, untuk itu, kelompok pro-mantan PM Thailand yang terguling via kudeta pada 2006 tersebut meminta tiap demonstran menyumbang minimal 10 cc darah. Karena yang ikut turun ke jalan diperkirakan mencapai sekitar 100 ribu orang, targetnya adalah 1 juta cc sampai dengan tengah malam kemarin (16/3). Tapi, hingga berita ini ditulis, belum jelas berapa banyak darah yang telah terkumpul.
Baca Juga:
Ketua Aliansi Demokrasi Melawan Kediktatoran (DAAD)"nama resmi kelompok pendukung Thaksin"Veera Musigapong menjadi orang pertama yang menyumbangkan darah, yakni sebanyak 200 cc. Sekitar 500 dokter dan perawat membantu proses donor darah yang dimulai sejak pukul 08.00 waktu setempat kemarin.
Baca Juga:
BANGKOK-Gagal mendesak Perdana Menteri (PM) Thailand Abhisit Vejjajiva membubarkan parlemen, massa "Kaus Merah" alias para pendukung Thaksin
BERITA TERKAIT
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza