Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala

Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
Ribuan warga berdesak-desakan di pelataran Masjid Agung Solo, Senin (16/9/2024), untuk memperebutkan isi gunungan Grebeg Mulud yang menandai puncak Sekaten dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad. Foto : Romensy Augustino/JPNN.com

Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta KGPH Dipokusumo menambahkan Grebeg Mulud digelar atas perintah PB XIII. Pembiayaannya pun ditanggung sepenuhnya oleh pemegang takhta Kasunanan Surakarta tersebut.

“Jadi, PB XIII memberikan pasang gunungan berikut dengan isi dari kotak camtoko (gunungan)," kata dia.?

Selain itu, keluarga PB XIII juga membagikan-bagikan udhik-udhik atau sedekah kepada masyarakat. PB XIII bersama GKR Pakoe Boewono, Putra Mahkota KGPAA Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, GKR Timoer Rumbai, Gusti Devi, Gusti Ratih, dan Gusti Putri Purnaningrum membagikan udhik-udhik di depan pintu Kamandungan Keraton Surakarta Hadiningrat?

Masyarakat pun menyambut Sekaten dengan beragam makna. Contohnya ialah seorang kakek bernama Sumadi (60).

Warga Desa Gonilan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, itu mengaku mengaku selalu mendatangi Grebeg Mulud yang diselenggarakan Keraton Solo. Sumadi memaknai Sekaten sebagai bentuk kecintaannya kepada Nabi Muhammad.

??"Saben sekatenan kula mriki terus (setiap ada sekaten saya selalu ke sini, red). Peringatan kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad," kata dia.??

Sumadi tiba di pelataran Masjid Agung Solo sekitar pukul 10:00 WIB. Selanjutnya, dia menyimak cerita tentang Nabi Muhammad dan para sahabatnya yang juga Khulafaurasyidin, yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Afan, dan Ali bin Abi Thalib, disiarkan melalui pelantang Masjid Agung.

Menurut Sumadi, dirinya merasa terharu tatkala mendengarkan cerita itu. ??"Kula niku ngrungokne crita-critane (saya itu mendengarkan cerita-ceritanya). Saya mendengar kalau Allah itu akan memberkahi diri kami. Semoga mendapatkan syafaat dari Kanjeng Nabi," tuturnya.

Puncak tradisi Sekaten Keraton Kasunanan Surakarta ditutup dengan Garebek Maulud atau Grebeg Mulud yang disemarakkan dengan rebutan gunungan berisi hasl bumi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News