Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala

Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
Ribuan warga berdesak-desakan di pelataran Masjid Agung Solo, Senin (16/9/2024), untuk memperebutkan isi gunungan Grebeg Mulud yang menandai puncak Sekaten dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad. Foto : Romensy Augustino/JPNN.com

Selain itu, Sumadi juga meyakini legenda tentang orang-orang terdahulu bisa memiliki umur panjang karena rutin menghadiri Grebeg Mulud.

"Omonge tiang sepuh-sepuh niku, nek Sekaten muni manjangke umur (kata orang-orang tua, kalau gamelan Sekaten ditabuh itu memanjangkan umur). Disuruh juga nginang (makan sirih)," tuturnya.?

Pengunjung lainnya, Madiman (72), meyakini benda-benda dari gunungan Sekaten merupakan sarana untuk mendapatkan berkah dan menolak bala. Warga Bulakan, Sukoharjo, itu memperoleh ketan, bambu, dan lombok dari gunungan.

Madiman akan menggunakan ketan untuk pupuk, sedangkan bambunya akan dipakai untuk alat kail ikan. Adapun lomboknya untuk menolak bala.

??"Ini cuma sarana," ucapnya.

Namun, ada pula yang mendatangi Grebeg Mulud dengan motif lain. Mahasiswi bernama Sabrina adalah salah satu contohnya.

Gadis asal Karanganyar yang kini berkuliah di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) itu datang bersama sejumlah temannya. Sabrina menunggu kedatangan rombongan Keraton Surakarta tepat di depan Masjid Agung Solo.??

Mengenakan hijab dan jaket almamater, Sabrina ikut berdesak-desakan. "Ada tugas mata kuliah, disuruh ke sini,” ucapnya.(mcr21/jpnn.com)?????????


Puncak tradisi Sekaten Keraton Kasunanan Surakarta ditutup dengan Garebek Maulud atau Grebeg Mulud yang disemarakkan dengan rebutan gunungan berisi hasl bumi.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News