Green Surfactant Produksi Petrokimia Gresik Diminati Industri Migas di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Petrokimia Gresik melakukan penjualan perdana Green Surfactant sebanyak 7.000 liter ke KSO Pertamina EP-Samudra Energy BWP Meruap di Sarolangun, Provinsi Jambi.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan selama ini surfaktan berbasis hydrocarbon harus diimpor dari luar negeri.
Harga produk tersebut lebih mahal dan fluktuatif karena dipengaruhi harga crude oil dunia.
Green surfactant akan menggantikan penggunaan surfaktan berbasis hydrocarbon yang umum digunakan industri migas di Indonesia.
“Oleh karena itu, green surfactant memiliki potensi pasar yang besar mengingat harganya lebih kompetitif dan lebih ramah lingkungan. Di sisi lain sumur migas di Indonesia juga sangat banyak,” ujar Dwi Satriyo dalam keterangan resmi, Selasa (4/5).
Sementara itu, dalam hal pemasaran, Petrokimia Gresik mendapat dukungan marketing and technical assistance dari Komunitas Migas Indonesia (KMI).
Setelah pengiriman ke KSO Pertamina EP-Samudra Energy BWP Meruap, selanjutnya Petrokimia Gresik akan melakukan pengiriman Green Surfactant dengan volume 3.500 liter ke Sumur Kawengan Cepu, Provinsi Jawa Tengah.
“Ini menjadi bukti green surfactant produksi Petrokimia Gresik sangat diminati industri migas di tanah air,” imbuh dia.
Petrokimia Gresik melakukan penjualan perdana Green Surfactant sebanyak 7.000 liter ke KSO Pertamina EP-Samudra Energy BWP Meruap Jambi.
- Petrokimia Gresik Berhasil Mempertahankan Gelar Juara Livoli Divisi Utama
- Mediol Gemilang, Petrokimia Gresik Pupus Harapan TNI AU ke Final Livoli Divisi Utama
- Raih Kemenangan Keempat, Petrokimia Gresik Rebut Tiket Final Livoli Divisi Utama 2024
- Pertamina Optimistis Pengembangan CCS/CCUS Berkontribusi Signifikan Mengurangi Emisi
- Supply Chain & National Capacity Summit 2024 Bahas Kunci Hadapi Tantangan Global
- Dukung Regenerasi Lifter, Pupuk Indonesia Grup Gelar Kejurnas Angkat Besi di Bandung