Greenpeace Bantah jadi Pembawa Kepentingan Asing
Kamis, 21 Juli 2011 – 18:28 WIB
Hikmat justru melontarkan tudingan balik bahwa ada agenda tersembunyi dari pernyataan-pernyataan yang menyudutkan Greanpeace. Karenanya, Hikmat berharap pihak-pihak yang memojokkan Greenpeace untuk benar-benar memahami dampak kerusakan lingkungan.
"Saya juga khawatir tudingan-tudingan bahwa Greenpeace ingin merusak ekonomi Indonesia, ditunggangi kepentingan bisnis negara maju, dan sejenisnya, justru mencederai reputasi tokoh itu di mata masyarakat," ulas Hikmat.
Selain itu, lanjutnya, ada satu fakta teramat gamblang yang sengaja dilupakan. Yakni bahwa Greenpeace tidak hanya ada di Indonesia, tetapi ada di lebih dari 40 negara termasuk di di negara maju. "Sepertinya (Greenpeace) yang di negara-negara maju terlupakan. Dalam melakukan upaya penyelamatan lingkungan Greenpeace juga kerap menentang pemerintahan dan industri-industri besar multinasional," tandasnya.
Dipaparkannya, di negara-negara maju itu pula Greenpeace tampil menghadapi perusahaan besar seperti Apple, Exxon, Shell, British Petroleum, Kimberly Clark dan korporat raksasa lainnya. "Apakah dengan demikian Greenpeace bisa dibilang ingin merusak ekonomi negara-negara maju itu karena ditunggangi kepentingan bisnis negara berkembang?" paparnya.(ara/jpnn)
JAKARTA - Organisasi pecinta lingkungan, Greenpeace, membantah tudingan sebagai pembawa kepentingan asing dengan melakukan kampanye lingkungan di
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- KAI Tambah Kouta Perjalanan Sepanjang Libur Natal dan Tahun Baru
- Propam Amankan Belasan Oknum Anggota yang Diduga Memeras di DWP
- Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan Contraflow Hari Ini
- 3.667 Personel Satpol PP Siap Amankan Perayaan Natal di 674 Gereja di Jakarta
- Universitas Pertahanan dan CellTech Stemcell Kerja Sama Riset terkait Terapi Sel Punca
- Bea Cukai Musnahkan BMN Hasil Penindakan Senilai Rp 4,04 Miliar, Ini Perinciannya