Gross Split Lebih Berisiko Bagi Investor
![Gross Split Lebih Berisiko Bagi Investor](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2017/05/11/f8cc7d8cec34125238992a5e182932a6.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Realisasi investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi terus menurun.
Pada 2015 nilai investasi mencapai USD 15,34 miliar, lantas turun menjadi USD 11,15 miliar tahun lalu.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menyatakan, penurunan investasi di sektor hulu migas dan industri pendukung migas disebabkan lemahnya harga minyak dunia.
”Karena itu, investasinya belum setinggi dulu,” ucapnya dalam diskusi di Universitas Paramadina, Selasa (16/5).
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menjelaskan, kegiatan eksplorasi migas secara global turun 24 persen sejak akhir 2014.
Setelah itu, kegiatan eksploitasi turun 18–22 persen.
Selain harga minyak dunia, regulasi yang tidak stabil dan politik yang panas menimbulkan ketidakpastian iklim investasi migas di mata investor.
Salah satu regulasi yang dinilai negatif adalah production sharing cost gross split yang dipakai untuk kontrak migas baru.
Realisasi investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi terus menurun.
- Jangan Sampai Salah Strategi, Ini Perbedaan Trading Aktif & Investasi Pasif
- Presiden Prabowo Segera Meluncurkan Danantara, Catat Tanggalnya
- Hambat Penyerapan Tenaga Kerja, Kemnaker akan Laporkan Ormas Bergaya Preman
- Ekonom Sarankan Prabowo Kurangi LPG Impor, Beralih ke Jargas
- KPK Panggil Bos Asuransi Sinar Mas Indra Widjaja Terkait Dugaan Korupsi Investasi
- Mahasiswa Indonesia Menangkan Kompetisi Battle of Minds 2024