Gross Split Lebih Berisiko Bagi Investor

jpnn.com, JAKARTA - Realisasi investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi terus menurun.
Pada 2015 nilai investasi mencapai USD 15,34 miliar, lantas turun menjadi USD 11,15 miliar tahun lalu.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menyatakan, penurunan investasi di sektor hulu migas dan industri pendukung migas disebabkan lemahnya harga minyak dunia.
”Karena itu, investasinya belum setinggi dulu,” ucapnya dalam diskusi di Universitas Paramadina, Selasa (16/5).
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menjelaskan, kegiatan eksplorasi migas secara global turun 24 persen sejak akhir 2014.
Setelah itu, kegiatan eksploitasi turun 18–22 persen.
Selain harga minyak dunia, regulasi yang tidak stabil dan politik yang panas menimbulkan ketidakpastian iklim investasi migas di mata investor.
Salah satu regulasi yang dinilai negatif adalah production sharing cost gross split yang dipakai untuk kontrak migas baru.
Realisasi investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi terus menurun.
- Bertemu Menkeu AS, Menko Airlangga Bahas Tarif Resiprokal hingga Aksesi OECD
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Sepakat dengan IMF, Ekonom Bank Mandiri Sebut Indonesia Salah Satu Pusat Ekonomi Dunia
- LG Batal Investasi Baterai EV di RI, Prabowo Yakin Ada Investasi Negara Lain
- Harga Bitcoin Tetap Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi