Ground Breaking 91 Mega Proyek Senilai Rp 461 T
Proyek yang diperkirakan bakal menelan biaya Rp 1.700 triliun ini merupakan proyek utama di koridor Jawa. Targetnya selesai pada 2014. ”Kalau di 2011 masih mengurusi birokrasi dan perundang-undangan yang menghambat, tahun depan harus sudah implementasi, menggarap proyek nyata yang dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Aviliani.
Di Provinsi Jogjakarta, program MP3EI sangat ditunggu-tunggu karena diharapkan mampu mempersempit jurang perbedaan ekonomi masyarakat di selatan dan utara. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jogjakarta yang sekaligus Tim Kerja Infrastruktur yang mewakili Jogja di KP3EI, Rani Syamsinarsi mengatakan, sejumlah mega proyek telah diusulkan untuk segera dibangun.
Diantaranya pembangunan bandara Kulonprogo, Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), Tol Jogja-Bawen (Jawa Tengah), Jalan Lingkar Luar DIY, Fly Over Jombor, jalur Jogja-Borobudur dan Borobudur-Parangtritis serta Pengembangan Tugu Malioboro.
”Dengan keterlibatan Jogjakarta dalam MP3EI, akan terjadi keseimbangan pembangunan ekonomi antara jalur utara dan selatan. Kami berharap pembangunan itu terjadi secara cepat,” katanya beberapa waktu lalu.
Ahmad Erani Yustika, guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya mengatakan, kelemahan pemerintah dalam menyusun program biasanya adalah konsistensi. Program MP3EI disusun hingga 2025, tetapi dia tidak yakin atas kelanjutan program tersebut setelah pergantian rezim pada 2014. ”Pemerintah mestinya memperbaiki masalah konsistensi dalam pelaksanaan program jangka panjang,” kata Direktur Indef ini. (dri/lhl)
Masterplan atau Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sudah genap tujuh bulan, sejak dilaunching oleh Presiden
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi