GSM Ajak Gen Z Turun ke Sekolah Pinggiran, Ada Gap Besar

Oleh karenanya, menurut Rizal perlu ada penguatan kepedulian sosial, dengan memperbanyak kegiatan bagi anak muda. Mereka harus belajar memiliki empati dan simpati pada sesama agar gap sosial dan gap spiritual yang ada akan semakin mengecil.
Karenanya, GSM menginisiasi GTS bagi generasi muda. Mereka diajak turun langsung ke sekolah-sekolah untuk merasakan kondisi siswa di sekolah pinggiran.
Caranya turun ke sekolah biasa, sekolah rakyat, bukan internasional. Kalau ke sekolah internasional gapnya makin lebar. Sehingga mereka akan merasa beruntung, merasa ikhlas. Kesenjangan spiritual, sosial akan turun.
"Dia akan menemukan kebermaknaan, sehingga membuat anak muda eksistensinya akan meningkat,” ucapnya.
GTS yang diinisasi GSM ini menjadi sebuah gerakan aksi massal anak muda untuk bisa ikut berkontribusi dalam perubahan pendidikan di Indonesia dengan cara turun ke sekolah. Bedanya jika GSM menyasar para guru untuk menjadikan sistem belajar menyenangkan, sedangkan GTS menyasar pelajar khususnya generasi Z untuk menjadi guru agar merasakan kondisi sosial di tengah masyarakat. (esy/jpnn)
GSM mengajak Gen Z untuk turun ke sekolah-sekolah pinggiran, sesungguhnya ada gap besar
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad
- Alcor Prime dan Bedrock Asia Beri Tips Strategi Marketing untuk Raih Perhatian Gen Z
- Gen Z Didorong Melek Finansial melalui Edukasi dan Inovasi Digital
- Spiritual Holiday, Tren Baru Gen Z Bikin Libur Lebaran Lebih Bermakna
- Kemenag Gelar Ngabuburead Kepustakaan Islam, Dorong Peningkatan Literasi Generasi Z
- Waka MPR Ibas Ajak Generasi Muda Kembangkan Ekonomi Kreatif Lokal ke Kancah Global
- Akademisi Sebut Hoaks Hambat Perkembangan Generasi Indonesia Emas 2045